Pentagon Investigasi Skandal Seks Pengawal Obama  

Reporter

Editor

Selasa, 17 April 2012 11:28 WIB

Secret Service di sekitar Presiden Barack Obama

TEMPO.CO, Washington - Markas Pentagon melakukan investigasi 10 anggota Secret Service menyusul skandal pesta seks di Kartagena, Kolombia, sesaat sebelum Presiden Amerika Serikat Barack Obama tiba di kota wisata itu untuk kunjungan KTT Amerika Latin. "Penyelidikan Pentagon berfokus pada lima anggota Secret Service, yaitu dua marinir dan seorang angkatan udara," kata seorang pejabat militer AS seperti dikutip LA Angeles Times, Selasa, 17 April 2012.

Setidaknya lima dari 10 pengawal Obama itu diterbangkan ke Amerika menyusul skandal pesta seks di Kartegana. Insiden itu membuat malu Gedung Putih, Secret Service, dan Pentagon. "Kami malu dengan apa yang terjadi di Kolombia. Kami akan menginvestigasi kejadian ini," kata Jenderal Angkatan Darat Martin Dempsey E., Kepala Sfaf Gabungan, dalam keterangannya di Pentagon, Senin, 16 April 2012. " Kami malu karena Bos (Obama) harus turun menegur"."

Sebelumnya, Sabtu, 14 April lalu, Secret Service sudah memulangkan 11 personel mereka yang seharusnya bertugas mengawal Presiden Barack Obama ke KTT Amerika di Kolombia. Sebelas agen tersebut kedapatan mengencani pekerja seks komersial di Kartagena sesaat sebelum Presiden Obama mendarat.

Terbongkarnya skandal ini bermula setelah pekerja seks komersial (PSK) yang dikencani para pegawal Obama ini bertengkar akibat masalah pembayaran, Kamis, 12 April 2012. Hal itu menarik perhatian pihak berwenang lokal yang juga berada di Caribe Hotel di Kartagena. Setelah argumen di dalam ruangan, pihak hotel menelusuri siapa saja para tamu Amerika yang membawa wanita ke kamarnya. Saat itulah, sejumlah nama lain terseret.

Direktur Secret Service Mark Sullivan, seperti dikutip Reuters, membuat keputusan yang cepat. Ia memulangkan seluruh personel sebanyak 22 orang ke Washington dan menggantinya dengan personel baru. Setelah dikirim pulang ke Amerika Serikat, mereka dibawa ke markas dinas itu di Washington untuk diperiksa.

Presiden Obama pun mengelar jumpa pers di Kartagena, Minggu. Obama menegaskan dirinya akan marah besar bila tuduhan terhadap para pengawalnya tersebut memang benar. Ia meminta, skandal yang mempermalukan dirinya itu diselidiki. "Seharusnya wakil pemerintah AS untuk bertindak dengan "hati dalam martabat dan kejujuran," ujarnya. "Saya mengharapkan penyelidikan bahwa untuk menjadi menyeluruh dan saya berharap untuk menjadi ketat," katanya.

Penyelidikan awal menunjukkan lebih dari lima anggota Secret Service juga melanggar jam malam dan ikut pesta seks. Pesta itu digelar di Hotel Caribe, pinggir laut di Kartagena. Sejumlah saksi mata menyebut, banyak dari pengawal Obama ketika dalam kondisi mabuk berperilaku gaduh. "Mereka berada di hotel yang sama dan ketika polisi dipanggil entah bagaimana mereka terjebak dalam insiden itu," kata Kolonel Scott Malcolm, juru bicara Komando Selatan AS, yang menangani penyelidikan militer.

Sekretaris Pers Pentagon George Little mengatakan 11 anggota Secret Service termasuk agen khusus dan anggota divisi berseragam. Mereka adalah tim khusus yang bekerja mengamankan dan menyiapkan pengamanan kedatangan presiden dan membantu memberikan perlindungan bagi pejabat pemerintah lainnya.

WDA

Berita terkait
Obama 'Marah' Jika Skandal Jajan PSK Terbukti
Kasus Secret Service AS 'Jajan' Bukan yang Pertama
Kasus 'Jajan' Pengawal Obama
Ini Penyebab Kasus 'Jajan' Pengawal Obama Terkuak
Ledakan Bom Sambut Obama di KTT Amerika

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya