Pernikahan Sesama Jenis Akan Legal di Washington

Reporter

Editor

Jumat, 3 Februari 2012 13:37 WIB

Seorang aktivis homoseksualitas merayakan loloskan rancangan aturan pernikahan sesama jenis menjadi undang-undang oleh senat di Washington, AS. nytimes.com

TEMPO.CO , Washington - Pasangan sesama jenis di Washington, Amerika Serikat, tidak perlu lagi pergi ke negara bagian lainnya untuk menikah. Sebab, anggota Senat di ibu kota Negeri Abang Sam itu setuju meloloskan rancangan aturan pernikahan sesama jenis menjadi undang-undang. Itu artinya, hukum akan melegalkan kaum gay dan lesbian untuk menikah di sana.

Pada Rabu malam waktu setempat, 1 Februari 2012, sebanyak empat anggota Senat dari Partai Republik dan 24 orang dari Partai Demokrat mendukung RUU tersebut. Dengan jumlah tersebut, mereka pun mengalahkan suara para penentang, tiga orang dari Partai Demokrat dan 18 anggota Partai Republik.

Kemenangan itu pun langsung disambut dengan tepuk tangan pasangan sesama jenis dan pendukungnya yang selama 1,5 jam sebelumnya menanti hasil perdebatan antar-anggota senat.

Senator Demokrat Ed Murray, anggota parlemen yang menggagas hak-hak kaum gay, menegaskan jika para pendukung pelegalan pernikahan sesama jenis tidak memiliki maksud untuk merusak kehidupan keluarga atau kebebasan beragama. "Sebuah pernikahan adalah bagaimana masyarakat mengatakan Anda sebagai suatu keluarga," kata Murray.

Kalau aturan tersebut resmi menjadi undang-undang, maka Washington akan menjadi negara bagian ketujuh yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Sebelumnya, New York, Iowa, Connecticut, Massachusetts, New Hampshire, dan Vermont telah lebih dulu mengizinkan pasangan sesama jenis menikah secara hukum.

Di pihak penentang, Senator Dan Swecker berpendapat kalau rancangan undang-undang itu akan mengubah definisi pernikahan. Akibatnya, masyarakat tidak lagi percaya akan adanya pernikahan tradisional. Karena itu, Swecker khawatir nantinya aturan tersebut akan menimbulkan suasana yang tidak bersahabat bagi orang-orang yang percaya dengan pernikahan tradisional. "Karenanya, peraturan itu perlu mempunyai perlindungan tambahan," kata dia.

Kini klausul perubahan referendum telah ditolak Senat. Tapi Swecker dengan penentang lainnya berencana tetap mengajukan penolakan terhadap aturan tersebut. Hanya saja, mereka baru bisa mengajukan pertentangan setelah Gubernur Chris Gregoire mengesahkan aturan tersebut. Setelah itu, Swecker baru bisa maju lagi dengan membawa 120.577 tanda tangan para penentang.

"Saya sendiri akan menandatangani rancangan itu menjadi sebuah undang-undang," kata Gregoire.

REUTERS | SEATTLEPI | CORNILA DESYANA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya