TEMPO.CO, ROMA - Kapten kapal Costa Concordia, Francesco Schettino, kini menghadapi tuduhan pembunuhan dan pengabaian kapal setelah Direktur Kapal Pesiar Costa Pier Luigi Foschi menyatakan ke polisi bahwa si Kapten bersalah atas tragedi yang membuat enam orang meninggal dunia dan 29 orang masih hilang.
Foschi menuturkan kapal sepanjang seribu kaki itu sudah mempunyai rute kapal yang diprogram. Faktanya, "Kapal tersebut berbelok karena kapten kapal melakukan manuver yang tidak disetujui dan tidak diketahui pihak Costa," ujarnya.
Kapal, kata Foschi, juga sudah dilengkapi alarm kalau melewati jalur di luar rute. Ia meminta maaf kepada para korban. "Rutenya sudah tepat, tapi ada kesalahan manusia di sini," kata dia.
Antonello Tievolli, 46 tahun, kepala pelayan Costa Concordia kini disiksa rasa bersalah. Rasa bersalah itu muncul karena ia tak mengingatkan Kapten.
Ayahnya, Giuseppe Tievoli, 82 tahun, berujar, "Antonello menghubungiku untuk mengatakan kapal akan melewati pulau sekitar pukul 09.30 dan mereka akan memberikan kami peluit sebagai sapaan selamat datang. Ini adalah hal biasa yang mereka lakukan."
Ternyata kapal tersebut terlalu dekat dengan daratan. "Aku tidak tahu apakah Antonello meminta Kapten untuk mendekat, tapi seharusnya tanggung jawab ada di tangan Kapten," kata Giuseppe.
Pada pukul 21.08, satu setengah jam sebelum kapal menabrak batuan yang berjarak 150 yard dari pantai, Patrizia yang juga seorang guru menulis lagi di dinding Facebook-nya. "Dalam waktu yang dekat mencapai Concordia, sapaan hangat untuk abangku yang akhirnya akan mendarat di Savona untuk bisa menikmati sedikit istirahat."
Satu jam kemudian, Patrizia kembali menulis. "Tragedi, sebuah tragedi yang mematikan. Aku tak percaya ini terjadi. Aku hanya berharap aku akan terbangun dan menyadari bahwa ini hanyalah mimpi buruk, mimpi buruk terpanjang di hidupku." Ia pun mengecam klaim Kapten Schettino yang menyatakan tidak melihat batu dalam radar nautikalnya. "Tidak meyakinkan sama sekali."
Schettino dikabarkan sudah berulang kali membawa Costa Concordia. Ia adalah pengganti kapten Costa yang sudah pensiun, Mario Palombo. Palombo yang ditemui terpisah mengaku tak mengerti apa yang terjadi. "Apa yang dipikirkan rekanku kala itu, kapten tentunya sudah mengatur semua prosedur di atas kapal. Dia adalah raja, tapi aku tak mau terlalu banyak terseret dengan argumen ini."
Otoritas Costa menyatakan sudah memberikan izin kepada kapten kapal agar bisa berlayar sejauh 500 yard. Jaksa wilayah, Francesco Verusio mengaku terkejut dengan tragedi yang luar biasa ini. "Kami terkejut atas manuver ceroboh dari Kapten Costa Concordia yang berlayar terlalu dekat dengan Pulau Giglio pada Jumat 13 Januari lalu. Ini tak bisa dibiarkan."
Schettino diketahui hanya memberi tahu penjaga pantai bahwa kapalnya terendam air setelah 45 menit menabrak bebatuan. Ia kemudian mengabaikan kapal yang masih mengangkut ratusan orang. Schettiono tidak mematuhi perintah penjaga pantai untuk kembali ke kapal yang terbalik dan melakukan evakuasi.
Pengacara Schettino, Bruno Leporatti, mengatakan kapten mengucapkan bela sungkawa terdalam kepada korban.
TELEGRAPH | DIANING SARI
Berita Terkait
Saat Kandas, Kapten Concordia Dinner dengan Cewek
Nasib Kapten Costa Ditentukan Pekan Depan
Ini Kisah WNI Penumpang Costa Concordia
Ini Menit-menit Kaburnya Kapten Costa Concordia
Berita terkait
Esti Andayani, Dubes RI Perempuan Pertama untuk Italia
20 Mei 2017
Dubes Esti Andayani menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Italia Sergio Mattarella.
Baca SelengkapnyaTerbongkar, Penampungan Imigran Dikelola Mafia Selama Satu Dekade
16 Mei 2017
Polisi Italia mengungkapkan salah satu pusat penampungan imigran terbesar di Italia berada dalam cengkeraman mafia selama lebih dari satu dekade
Baca SelengkapnyaWali Kota Italia Beri Rp 30 Juta Jika Mau Tinggal di Kota Ini
10 Mei 2017
Wali kota Italia beri uang Rp 30 juta bagi siapa saja yang mau tinggal di kota sepi di Bormida.
Baca SelengkapnyaItalia Selamatkan 3.000 Pengungsi Afrika di Laut Mediterania
7 Mei 2017
Hingga tahun ini sekitar 43 ribu pengungsi dan pendatang tiba di Eropa melalui laut, lebih dari 1.000 orang meninggal.
Baca SelengkapnyaPerempuan Tertua di Dunia Meninggal di Usia 117 Tahun
16 April 2017
Emma Morano diyakini adalah orang terakhir di dunia yang lahir pada 1800-an.
Baca SelengkapnyaHakim Bebaskan Terdakwa Pemerkosa karena Korban Tidak Menangis
25 Maret 2017
Hakim di Turin, Italia, membebaskan terdakwa kasus perkosaan seorang wanita dari tuntutan hukum. Alasannya, wanita itu tidak menangis.
Baca SelengkapnyaUskup Sisilia Haramkan Anggota Mafia Jadi Ayah Baptis
20 Maret 2017
Seorang uskup agung di Sisilia melarang setiap anggota mafia
menjadi ayah baptis bagi setiap anak yang menerima sakramen
pembaptisan di keuskupannya
Tunawisma Dibakar Hidup-Hidup, Polisi Italia Buru Pelaku
12 Maret 2017
Polisi memburu pelaku pembakaran terhadap seorang tunawisma yang tewas karena dibakar hidup-hidup di Kota Palermo, Sisilia, Italia.
Baca SelengkapnyaDubes Parengkuan Terima Penghargaan dari La Sponda
23 Desember 2016
Dubes Parengkuan dinilai sebagai figur yang memajukan hubungan Indonesia-Italia.
Baca SelengkapnyaPromosi Gencar ITPC Milan Tingkatkan Ekspor RI ke Italia
19 Desember 2016
Dari pameran saja, total potensi perdagangan mencapai 1,52 juta Euro (Rp 21,23 miliar)
Baca Selengkapnya