TEMPO Interaktif, Sydney - Pesawat Airbus A380 milik Qantas Airways mendarat darurat di Dubai, Uni Emirat Arab, karena kerusakan mesin pada Jumat, 4 November 2011. Menurut juru bicara Qantas, Olivia Wirth, pesawat yang membawa 258 orang dengan tujuan London, Inggris, itu kekurangan bahan bakar pada salah satu mesinnya.
Mesin akhirnya dimatikan sesuai dengan prosedur standar. Pesawat ini mendarat dengan satu dari empat mesin mati. Menurut dia, teknisi Qantas sedang menyelidiki kasus ini.
Pada 4 November 2010, mesin pesawat sejenis pecah di udara dan jatuh di perumahan penduduk di Batam, Kepulauan Riau. Pesawat tersebut akhirnya mendarat darurat di Bandar Udara Changi, Singapura. Akibatnya, Qantas mengistirahatkan seluruh pesawat Airbus A380 miliknya selama hampir sebulan.
“Kedua kasus itu tidak berkaitan. Sekarang salah satu mesin mati dan kami akan berusaha menerbangkannya kembali sesegera mungkin,” kata Olivia Wirth di Sydney.
Setiap pesawat Airbus A380 Qantas mengusung empat mesin Rolls Royce. Saat ini Qantas mengoperasikan 10 pesawat jenis itu dan akan bertambah lagi dua pesawat pada akhir tahun ini. Maskapai penerbangan Australia ini juga sedang memesan delapan pesawat sejenis. Hingga kini belum ada komentar apa pun dari Rolls Royce kejadian ini.