TEMPO Interaktif, London - Berdasarkan aturan keamanan baru Uni Eropa yang baru saja diberlakukan, Selasa 11 Oktober 2011, anak-anak akan dilarang ikut serta dalam permainan tradisional Natal, mulai dari meniup balon hingga meniup peluit.
Petunjuk keselamatan mainan Uni Eropa yang disepakati dan dilaksanakan oleh pemerintah menyatakan balon tidak boleh ditiup oleh anak-anak di bawah usia delapan tahun tanpa pengawasan. Pasalnya, dikhawatirkan mereka akan menelannya dan tersedak.
Sementara itu, meski menjadi favorit anak-anak, permainan peluit dan pemancingan magnetik dilarang karena bagian-bagian kecilnya atau bahan kimia yang digunakan membuat mainan itu terlalu berisiko.
Rupanya mainan tak berbahaya yang telah dinikmati anak-anak selama beberapa dekade sekarang dianggap regulator Uni Eropa memiliki risiko keamanan yang tidak dapat diterima.
Peluit tiup, dengan kertas warna yang memanjang jika ditiup dan menjadi mainan favorit di pesta Natal, sekarang digolongkan sebagai tidak aman untuk semua anak di bawah 14 tahun.
Aturan baru ini dirancang untuk melindungi anak dari kemungkinan peluit tertelan dan menyebabkan tersedak.
Petunjuk Uni Eropa itu juga akan memaksa produsen dan pengecer melampirkan peringatan keamanan pada mainan yang sampai sekarang dianggap tidak berbahaya.
Selain aturan untuk balon dan peluit, Undang-Undang Uni Eropa akan memberlakukan pembatasan pada mainan berisik, termasuk mainan kerincingan atau instrumen musik, yang diizinkan.
Semua beruang Teddie untuk anak di bawah usia tiga tahun sekarang harus sepenuhnya dicuci karena regulator Uni Eropa khawatir mainan yang suka dipeluk itu kotor bisa menyebarkan penyakit dan infeksi.
Paul Nuttall, seorang anggota komite keselamatan konsumen Parlemen Eropa, mengatakan pejabat Uni Eropa telah gagal memahami konsep anak-anak bersenang-senang.
TELEGRAPH | EZ
Berita terkait
Keris Abad 18 Ditemukan di Sungai Wales
5 Mei 2017
Keris peninggalan abad 18 ditemukan di sungai di Wales.
Baca SelengkapnyaDukung Suriah, Rusia Bakal Kena Sanksi Negara G7
11 April 2017
Sanksi Negara G7 terhadap Rusia diharapkan dapat mengakhiri krisis di Suriah.
Baca SelengkapnyaErdogan: Warga Turki di Eropa Miliki Lima Anak dan Beli Mobil Mewah
18 Maret 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan agar warga Turki yang tinggal di Eropa untuk memiliki minimal lima anak dan hidup mewah. Ini alasannya.
Baca SelengkapnyaErdogan Tuding Eropa Picu Perang Salib
17 Maret 2017
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menuding negara-negara Eropa berupa membenturkan umat Kristen dan Islam seperti masa Perang Salib.
Baca SelengkapnyaMenteri Luar Negeri Turki: Perang Agama Dimulai dari Eropa
16 Maret 2017
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menyatakan Eropa sedang mengarah pada terjadinya perang agama.
Baca SelengkapnyaKunjungi AS, Angela Merkel Didampingi Bos Siemens dan BMW
14 Maret 2017
Trump dijadwalkan bertemu dengan Merkel pada Selasa besok di Washington.
Baca SelengkapnyaPolling: Mayoritas Warga Eropa Tolak Imigran Negara Muslim
8 Februari 2017
Hasil polling Chatham House menyebutkan, mayoritas warga Eropa menginginkan masuknya imigran dari negara-negara mayoritas muslim dihentikan.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden Prancis Le Pen: 2017, Tahun Kebangkitan Eropa
22 Januari 2017
Kandidat presiden Prancis Marine Le Pen mengatakan tahun 2016 merupakan tahun kebangkitan dunia Anglo-Saxon.
Baca SelengkapnyaBerita Hoax Ancam Pemilu di Eropa
2 Januari 2017
Eropa bersiap memerangi serangan-serangan dunia maya dan misinformasi seperti tampak di pemilu Amerika Serikat pada November lalu.
Baca SelengkapnyaEropa Ramai-ramai Memerangi Berita Hoax
2 Januari 2017
Negara-negara anggota Uni Eropa didesak membentuk jejaring lembaga-lembaga publik untuk memerangi beredarnya berita-berita palsu.
Baca Selengkapnya