Inggris Habiskan Rp 270 Triliun untuk Perang Irak dan Afganistan
Reporter
Editor
Senin, 21 Juni 2010 14:56 WIB
Tentara Inggris di Afghanistan. AP/Gaz Faulkner, Royal Navy
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pertempuran di Afganistan dan Irak bersama Amerika Serikat telah membebani pembayar pajak Inggris lebih dari £ 20 miliar (Rp 270 triliun) sejak serangan teror 9/11 di tahun 2001.
Biaya itu mencakup £ 18 miliar untuk operasi militer serta membayar pembangunan dan bantuan luar negeri.
Biaya senilai £ 20,34 miliar itu tidak termasuk gaji para tentara atau membayar biaya cedera jangka panjang mereka dan perawatan kesehatan mental. Biaya itu juga mendominasi anggaran tahunan pertahanan £ 35 miliar.
Afganistan, yang operasinya dimulai pada bulan Oktober 2001, telah menelan biaya lebih besar dari Irak, dengan £ 11,1 miliar telah dihabiskan sejauh ini. Nilai itu termasuk £ 1.2 miliar untuk kemanusiaan, rekonstruksi dan bantuan pembangunan.
Tanpa tenggat penarikan dari Afganistan untuk 10 ribu pasukan Inggris, biaya tersebut akan meningkat lebih jauh. Mantan Menteri Keuangan Alistair Darling Maret lalu mengungkapkan £ 4 miliar telah disisihkan untuk Afganistan tahun ini.
Pertempuran di Irak menelan biaya lebih dari £ 8.2 miliar, sedangkan £ 557 juta diberikan kepada negara itu-untuk pembangunan.
Kementerian Luar Negeri juga menghabiskan £ 283 juta untuk diplomasi di Irak dan £ 147 juta digunakan untuk program-program lain seperti 'pooling pencegahan konflik'.
Para pengkritik perang mengecam angka-angka itu. Mantan wali kota London Ken Livingstone mengatakan, biaya perang di Afganistan dapat membiayai kuliah gratis di universitas Inggris selama sepuluh tahun.
Namun para ahli pertahanan menyatakan bahwa biaya perang itu pasti akan tinggi.
Profesor Malcolm Chalmers, analis pertahanan di Royal United Services Institute, mengatakan: "Perang berlangsung lama dan berkelanjutan di lokasi geografis yang sulit.
"Mempertahankan ribuan orang di lokasi tersebut membutuhkan banyak uang untuk logistik bahkan sebelum Anda memulainya."
Biaya sebenarnya dari perang tersebut akan menjadi jelas dalam beberapa dekade mendatang ketika pasukan yang menderita luka mental dan fisik jangka panjang mencari pengobatan. DAILYMAIL | EZ