TEMPO Interaktif, Mountain View – Salah satu pendiri Google Inc. Sergey Brin mengatakan "sangat berat beroperasi di Cina”. Namun, dia optimistis bahwa perusahaan Internetnya dapat terus membuka informasi untuk setiap orang di mana-mana, bebas dari sensor politik.
"Dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak Olimpiade, situasi semakin parah pada berbagai bidang," ujar Brin. Belum lama ini, Google telah mengirimkan gelombang kejutan di kalangan bisnis dan politik ketika menyatakan pada 12 Januari lalu, akan berhenti beroperasi Cina dan mengatakan sedang mempertimbangkan menarik diri.
Brin di antara manajemen senior Google yang pertama melemparkan isu tak sedap ini karena sensor pemerintah Cina yang ketat. Dia mengatakan bahwa tidak hanya informasi di Google yang dihilangkan dalam layanan pencarian di Cina, tetapi juga produk Google yang lain juga. "Situs-situs lain kami, seperti YouTube dan Google Docs ... diblokir," Brin dicatat.
Ditanya apakah Google telah berkomunikasi langsung dengan kabinet Obama mengenai isu-isu ini, Brin hanya mau mengatakan "ada banyak pihak yang telah merespons blogpost kami dan memperhatikannya."
Brin, yang besar di bekas Uni Soviet dan menguasai mayoritas saham Google dengan berbagi saham dengan pendiri lainnya Larry Page, mengatakan bahwa Google telah memiliki dampak penting di Cina sejak memasuki pasar di “Negeri Tirai Bambu” pada tahun 2006.
"Momentum awal yang kami lihat tidak benar-benar berlanjut, dan itu membuat sangat sulit untuk beroperasi di bawah kondisi semacam ini," kata Brin.
REUTERS| NUR HARYANTO