Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terungkap, Militer Myanmar Bumi Hangus Desa Etnis Rohingya

image-gnews
80 Lokasi Tempat Tinggal Rohingya Sengaja Dibakar Militer. TEMPO/Ryan Maulana
80 Lokasi Tempat Tinggal Rohingya Sengaja Dibakar Militer. TEMPO/Ryan Maulana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Amnesti Internasional mendapat sejumlah foto satelit terbaru, yang memperlihatkan adanya kebakaran besar di kawasan yang dihuni warga etnis Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Foto-foto satelit ini mendukung tuduhan dunia internasional mengenai adanya usaha sistematis militer Myanmar untuk melakukan bumi hangus rumah dan desa warga etnis Rohingya di negara bagian Rakhine. Tindakan brutal militer Myanmar ini ditengarai sebagai upaya untuk mengusir warga etnis minoritas Rohingya dari negara bagian Rakhine.

Baca: Surat Terbuka Peraih Nobel Kritik Aung San Suu Kyi Soal Rohingya

Direktur Amnesty International, Tirana Hassan, mengatakan foto-foto ini sebagai bukti-bukti yang tidak terbantahkan yang secara jelas menggambarkan adanya kejahatan terhadap kemanusiaan.

Baca: Aung San Suu Kyi Batal Hadiri Sidang Majelis Umum PBB 

“Ada pola yang sistematis dan jelas telah terjadi pelanggaran di sini. Pasukan pemerintah Myanmar mengepung sebuah desa, menembaki warga yang panik dan berupaya menyelamatkan diri. Tentara lalu membakar rumah warga. Dalam bahasa hukum ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu sebuah serangan sistematis dan memaksa deportasi warga sipil,” kata Tirana.

Dugaan ini diperkuat dengan rekaman video warga desa etnis Rohingya saat mereka berusaha melarikan diri dari rumah mereka menuju Bangladesh. Rekaman video ini diperoleh media The Guardian.

Rekaman video itu menunjukkan kebakaran besar yang terlihat dari kejauhan. Terlihat barisan warga etnis Rohingya berjalan mendaki jalan hutan yang berlumpur. Ada juga tayangan rombongan warga yang berusaha menyeberangi sungai sambil membawa karung dan keranjang penuh dengan barang-barang mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rekaman yang diterima The Guardian ini belum bisa diverifikasi karena akses media ke daerah konflik benar-benar dibatasi pihak militer.

Hasil tangkapan gambar satelit Amnesti ditegaskan dengan kesaksian pengungsi Rohingya. Mereka menyatakan telah mendapat peringatan sebelumnya bahwa akan ada penyerangan oleh militer Myanmar dan disuruh pergi dari desa mereka. Namun, saat mereka berusaha menyelamatkan diri keluar dari rumah dan desanya, warga etnis Rohingya malah ditembaki dan diserang dengan senjata tajam secara acak oleh tentara Myanmar.

“Pihak militer menyerang pukul pada 11.00 pagi. Mereka mulai menembaki rumah dan orang-orang, hal ini berlangsung sekitar satu jam, “ kata Myo Thu Gyi, salah satu warga Rohingya yang berasal dari Maungdaw, daerah dekat perbatasan Bangladesh-Myanmar.

“Ketika orang-orang melarikan diri, mereka menyiram rumah-rumah dengan botol berisi bensin dan membakarnya dan menembakkan roket. Pembakaran berlangsung selama tiga hari. Sekarang tidak ada rumah di daerah kami, semuanya hangus terbakar.”

Sensor satelit menunjukkan setidaknya terjadi 80 kebakaran besar di Rakhine Utara sejak 25 Agustus 2017, ketika tentara Myanmar mulai melancarkan operasi militer pasca penyerangan pos polisi oleh kelompok militan Pembebasan Arakan Rohingya (ARSA). Bukti-bukti itu menunjukkan tempat tinggal etnis Rohingya telah menjadi target penyerangan militer Myanmar. Tindakan brutal militer Myanmar ini disebut dunia internasional dan organisasi HAM sebagai “pembersihan etnis.”

Juru bicara Presiden Myanmar, Zaw Htay, mengakui pada Rabu lalu bahwa sekitar 500 desa menjadi target penyerangan “sapu bersih” oleh militer Myanmar. Ini disebut sebagai balasan militer Myanmar terhadpa serangan kelompok ARSA pada 25 Agustus lalu.

THE GUARDIAN | DWI NUR SANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

13 jam lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

6 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

6 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.


Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

8 hari lalu

Pengungsi etnis Rohingya membawa bantuan paket Lebaran dari Human Appeal Australia di tempat penampungan bekas kantor Imigrasi di Desa Blang Mee, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Selasa, 9 April 2024. Paket Lebaran yang berisi bahan pokok makanan harian itu diberikan kepada 252 jiwa pengungsi etnis Rohingya untuk menyambut Idul Fitri 1445 H di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya


Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

10 hari lalu

Walid Daqqah. Foto: X
Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

Walid Daqqah, seorang novelis dan aktivis Palestina yang menghabiskan 38 tahun di penjara Israel, meninggal pada Minggu karena kanker


Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

11 hari lalu

Julie Bishop. Reuters
Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.


Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

13 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting


5 WNI Terjerat Online Scam di Myanmar

14 hari lalu

Judha Nugraha, Direktur perlindungan WNI & BHI Kementerian Luar Negeri. antaranews.com
5 WNI Terjerat Online Scam di Myanmar

Kementerian Luar Negeri sedang bekerja sama dengan KBRI Yangon dan KBRI Bangkok menangani kasus lima WNI terjerat online scam.


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

20 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

22 hari lalu

Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin pertemuan bilateral yang penting dengan Delegasi Parlemen Myanmar dalam Pengasingan di Sidang Parlemen Dunia (IPU) di Jenewa, Swiss.