TEMPO.CO, New Delhi - Perdana Menteri India Narendra Modi, Selasa, 5 September 2017, mengunjungi Myanmar guna membicarakan masalah kekerasan yang dialami mayoritas etnis Rohingya di Rakhine.
Ini adalah lawatan bilateral pertama Modi di tengah kekerasan menimpa kaum Rohingya di Rakhine, setelah militer melakukan serangan balasan terhadap pemberontak yang menewaskan sedikitnya 400 orang dan memicu eksodus lebih dari 90 ribu orang ke Bangladesh sejak 25 Agustus 2017.
Baca: Militer Myanmar Bunuh Kaum Rohingnya Termasuk Bayi
Para pengamat yakin kekerasan tersebut dapat mengganggu pembangunan jalan dari Rakhine menuju Pelabuhan Sittwe di India, termasuk pengembangan jalan yang menghubungkan kawasan terpencil di timur laut India.
"Ini akan menjadi masalah yang sangat menjengkelkan," kata Tridivesh Singh Maini, seorang ahli hubungan internasional di India.
Baca: Tragedi Rohingya, Kaum Profesional Geruduk Kedutaan Myanmar
"Anda perlu memainkannya secara cerdas. Anda perlu tahu bahwa kekerasan di Rakhine memiliki dampat di kawasan tersebut, tetapi India tidak akan mengatakan, bagaimana cara menyelesaikan masalah di Rakhine."
Bulan lalu, India mengatakan, negaranya ingin mendeportasi 40 ribu pengungsi Rohingya yang meninggalkan Myanmar pada beberapa tahun sebelumnya.
"New Delhi percaya bahwa jalan terbaik untuk mengurangi ketegangan di Rakhine adalah melalui pembangunan seperti proyek transport Kaladan," kata Menteri Luar Negeri India Sripriya Ranganathan.
Perdana Menteri India Narendra Modi dijadwalkan akan bertemu dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan mengunjungi kota tua Bagan dan sebuah kuil Hindu.
THE HINDU BUSINESS LINE | CHOIRUL AMINUDDIN