TEMPO.CO, Tokyo—Rudal Korea Utara yang melintasi melintasi kawasan udara Jepang hari ini dilaporkan jatuh pada 06.29 di dekat Hokkaido dan terpecah menjadi tiga bagian di Samudera Pasifik.
Seorang pejabat militer Korea Selatan mengatakan rudal sempat melintas selama 14 menit di atas udara Jepang, sejauh 2700 kilometer dengan ketingian 550 kilometer, sebelum akhirnya pecah menjadi tiga bagian.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengatakan rudal Korea Utara melintasi wilayah Tohoku, Jepang bagian utara.
“Kami akan segera mengumpulkan dan menganalisis informasi. Serta mengambil semua tindakan untuk memastikan keselamatan sipil,” katanya, Selasa, 29 Agustus 2017.
Baca: Rudal Korea Utara Tembus Jepang Pertama Kali Sejak 2009
Abe mengatakan rudal tersebut merupakan ancaman yang serius. Dia juga akan meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menekan Korea Utara. ”Kami akan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk menekan Korea Utara,” ujarnya.
Diprediksikan rudal tersebut Pemerintah Jepang juga sudah memerintahkan warganya untuk berlindung di gedung kokoh dan penampungan bawah tanah. Saat rudal tersebut melintas, Jepang memilih tidak mengambil tindakan menembak jatuh rudal tersebut.
Pemerintah Korea Selatan melakukan pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional pada 07.00 waktu setempat. Menurut Juru Bicara Presiden Moon Jae-in, hingga saat ini belum ada perintah untuk mengevakuasi warga.
Korea Utara pertama kali menembakkan sebuah rudal ke wilayah Jepang pada 1998. Aksi tersebut medapat kecaman dan pemerintah Jepang berupaya meningkatkan dan memperbaiki sistem pertahanan rudalnya.
Korea Utara membantah telah meluncurkan rudal, mereka mengatakan hanya meluncurkan satelit komunikasi, namun Amerika, Korea Selatan, dan Jepang yakin Korea Utara sedang menguji rudal balistik antarbenua.
THE GUARDIAN | CBNC | CHITRA PARAMAESTI
