TEMPO.CO, Afrika - Jumlah korban tewas akibat banjir dan longsor yang menghancurkan Sierra Leone, Afrika Barat bertambah menjadi lebih dari 400 orang. Sementara ratusan orang dinyatakan masih hilang.
Aksi penguburan dan pemulihan terus berlanjut pada Jumat di tengah ancaman bencana lebih lanjut. Palang merah menyatakan korban tewas tercatat ada 409 orang setelah banjir dan tanah longsor mengguncang Freetown pada Senin lalu.
Baca juga:
Bencana Longsor Sierra Leone, Begini Kisah Duka Korban Selamat
“Hari ini kami menghitung lebih dari 400 orang tewas,” kata Sekretaris Jenderal Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, Elhadj As Sy seperti dilansir Al Jazeera, Jumat, 18 Agustus 2017.
Juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Jenewa, Jens Laerke mengatakan bahwa jumlah korban bisa kemungkinan meningkat. Sebab, pihaknya mencatat jumlah orang yang masih hilang.
Baca pula:
Tanah Longsor Sierra Leon, Pemerintah Lakukan Penguburan Massal
Badan kemanusiaan PBB mengatakan masih berharap menemukan korban selamat, meski kemungkinannya semakin kecil setiap hari. Penguburan skala besar pun telah dimulai karena diperkirakan 600 orang masih hilang. Orang terus mencari melalui tumpukan lumpur dan puing-puing di tengah sisa-sisa bangunan yang hancur.
Sambil menangis dan menutupi hidung mereka, saudara-saudara dari korban bencana banjir mengitari jenazah yang tergeletak di tanah di luar kamar mayat. Jenazah-jenazah itu ditutup dengan seprai.
“Saya datang untuk mengidentifikasi paman saya secara khusus, tapi saya tidak dapat menemukannya. Biarkan jiwanya beristirahat dengan tenang,” kata seorang penduduk Sierra Leone setempat Hawanatu Sesay, 30 tahun sambil menangis setelah melihat dari kamar mayat.
Al JAZEERA I DANANG FIRMANTO