TEMPO.CO, Bedminster—Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengutuk bentrokan antara demonstran pro-kulit putih dan kelompok penentang yang menimbulkan korban jiwa di Charlottesville, Virginia pada Sabtu petang waktu setempat.
Tiga orang dilaporkan tewas dan 19 lainnya terluka dalam bentrokan tersebut. Satu korban tewas setelah sebuah mobil menabrak massa anti-supremasi kulit putih, sedangkan dua korban lainnya adalah polisi Negara Bagian Virginia yang tewas saat helikopter pemantau kerusuhan mereka jatuh saat bertugas.
”Kami mengikuti kejadian mengerikan yang terjadi di Charlottesville, Virginia,” kata Presiden AS Donald Trump dalam konferensi pers dari Trump National Golf Resort di Bedminster, New Jersey, yang dilansir Reuters, Ahad 13 Agustus 2017. ”
"Kami mengutuk dengan cara yang paling kuat dari pernyataan mengerikan tentang kebencian, kefanatikan dan kekerasan dari kedua sisi.”
Baca: 3 Tewas dalam Bentrokan Pawai Supremasi Kulit Putih di Amerika
Namun pernyataan Trump justru menuai kecaman dari banyak pihak di Amerika Serikat, termasuk dari kubu Partai Republik, basis pendukungnya. Mereka kecewa karena Trump menolak menyebut kelompok supremasi kulit putih sebagai pemicu kerusuhan.
Pada Sabtu malam, sejumlah anggota parlemen Republik seperti Senator Cory Gardner, Orrin Hatch, Tim Scott, dan Marco Rubio, bersama Ketua DRP Paul Ryan mengutuk kubu supremasi kulit putih lebih pedas daripada Trump.
“Tuan Presiden, sebut aksi ini sebagai teroris domestik. Mereka adalah kelompok supremasi kulit putih,” kicau Gardner melalui akun Twitter resminya.
Sedangkan Rubio menulis di akun Twitter,”Sangat penting bagi bangsa ini untuk mendengar @Potus menyebut serangan di #Charlottesville sebagai teror yang dilakukan #whitesupremacists."
Kelompok supremasi kulit putih “Unite for Right” menggelar pawai obor menjelang demo besar-besaran yang akan digelar pada hari ini.
Demo ini untuk menentang keputusan pemerintah kota Charlottesville yang akan memindahkan patung Jenderal Robert E. Lee dari taman kota yang juga dikenal sebagai Taman Emansipasi.
Bagi demonstran pro-supremasi kulit putih, patung Jenderal Lee yang dijuluki sebagai Jenderal Konfederasi itu merupakan simbol mereka. Jenderal Lee merupakan tokoh penting ketika Perang Saudara pecah dan sempat membuat Virginia memisahkan diri dari Amerika Serikat.
Sejak awal tentangan terhadap rencana pawai kubu kulit putih ini sangat keras. Tak heran jika banyak pihak kecewa mendengar Donald Trump menolak menyebut kelompok ini memicu kerusuhan.
REUTERS | POLITICO | THE HILL | SITA PLANASARI AQUADINI