TEMPO.CO, New York - Perserikatan Bangsa-bangsa telah menerima laporan ahli yang mengumpulkan informasi baru dari negara-negara anggota maupun sumber lainnya tentang kondisi dan situasi yang jadi penyebab kematian tragis Sekretaris Jenderal PBB Dag Hammarsjkjold dan 15 orang lainnya lebih setengah abad lalu.
Hammarskjold dan 15 orang bersamanya tewas dalam kecelakaan pesawat di Rhodesia Utara, sekarang Zambia, antara 17 dan 18 September tahun 1961.
Baca: Tekad Sekjen PBB yang Baru, Guterres: 2017 Tahun Damai
Menurut informasi dari Kantor juru bicara PBB untuk Sekretaris Jenderal Antonio Guterres, laporan yang disampaikan Mohamed Chandre Othman, memuat temuan, kesimpulan dan rekomendasi tentang kematian Hammarskjold dan 15 orang lainnya.
Guterres menunjuk Othman pada Februari 2017 untuk membuat laporan guna mengungkap kematian Hammarskjold. Othman sendiri dianggap telah memahami dengan baik masalah ini karena dia telah memimpin Panel Ahli Independen untuk mengungkap penyebab kematian Hammarskjold pada tahun 2015.
Sejumlah dugaan penyebab kematian Hammarsjkold bermunculan seperti pesawat yang ditumpanginya sengaja ditembak dan intervensi lainnya termasuk kemungkinan peran Badan Intelijen Amerika Serikat, CIA seperti dikutip dari Global Research.
Baca: Sekjen PBB Antonio Guterres: Islamofobia Memicu Terorisme
Othman diberi kewenangan untuk mengkaji kemungkinan jawabannya dari informasi-informasi baru dan menentukan ruang lingkup investigasi yang harus dilakukan. Dan membuat kesimpulan dari hasil investigasi yang telah dilakuan termasuk hasil temuan Panel Ahli Independen dan Komisi Hammarskjold 2013.
Othman, mantan Menteri Kehakiman Tanzania, akan mengirimkan laporannya ke Majelis Umum PBB sebelum sesi ke-71 dan melaporkan kemajuan yang telah dicapai.
Dag Hammarskjold menjabat sebagai Sekjen PBB dari April 1953 hingga kematiannya pada September 1961. Saat itu usianya 56 tahun dan merupakan Sekjen PBB kedua dan termuda usianya menempati posisi itu.
WWW.UN.ORG | GLOBAL RESEARCH | MARIA RITA