TEMPO.CO, Bedminster—Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menuai kontroversi karena berterima kasih kepada Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengusir sekitar 755 diplomat Amerika dari negaranya.
“Saya berterima kasih karena kami memang sedang menghemat anggaran. Dengan banyaknya orang yang dia usir, berarti kami hanya membayar sedikit orang,” kata Trump kepada wartawan di klub golf miliknya di Bedminster, New Jersey, pada Kamis waktu setempat.
Pernyataan ini membuat publik Amerika kembali menyoroti dugaan kemesraan antara Trump dan Putin.
Sejumlah penyelidikan yang dipimpin oleh jaksa khusus, Robert Mueller, tengah mencari kemungkinan adanya persekongkolan antara Trump dan Rusia dalam pemilihan presiden 2016.
Baca: Bertemu Pertama Kali, Begini Kemesraan Putin - Trump
Salah satu yang menarik perhatian publik adalah pengakuan putra sulung Trump, Donald Trump, Jr.yang bertemu dengan pengacara Rusia, Natalia Veselnitskaya saat masa kampanye.
Pertemuan ini disebut-sebut sebagai upaya kubu Trump untuk memperroleh informasi negatif tentang Hillary Clinton, rival Trump semasa pilpres.
Bahkan pertemuan ini menyebabkan kediaman Robert Manafort, bekas ketua tim kampanye Trump, digeledah oleh FBI pada Rabu lalu. Manafort bersama Jaerd Kushner, suami Ivanka Trump, turut hadir dalam pertemuan di gedung Trump, New York pada Juni 2016 lalu.
Pada akhir Juli lalu, Putin memerintahkan pengusiran 755 staf diplomat Amerika Serikat setelah Kongres meloloskan sanksi baru terhadap Rusia. Aturan itu diteken oleh Trump meski dengan berat hati.
Presiden Rusia itu menyatakan ratusan diplomat Negeri Abang Sam harus angkat kaki dari negaranya pada 1 September 2017.
Dengan pengurangan ini, jumlah staf diplomat pemerintahan Trump di Rusia menjadi 455 orang. Jumlah ini sama dengan diplomat Rusia yang berada di Amerika Serikat.
CNBC | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI