TEMPO.CO, Beijing - Cina mendesak India segera menarik pasukannya yang ditempatkan di sepanjang perbatasan di daerah terpencil Himalaya.
Menurut Cina, penempatan pasukan di kawasan dataran tinggi di pertigaan antara Cina, India dan Bhutan itu dapat meningkatan ketegangan kedua negara.
"Kawasan tersebut menyulut ketegagan dua negara pemilik nuklir selama 30 tahun," tulsi Al Jazeera.
Pada Kamis, 3 Agustus 2017, Menteri Luar Negeri Cina menyatakan agar India harus sgera menarik pasukannya dari kawasan yangi dikenal dengan sebutan Donglang di Beijing dan disebut Doklam oleh New Delhi.
"Jika ingin berdamai pasukan di perbatasan harus segera ditarik," ucapnya.
Daerah pegunungan yang menjadi perbatasan belum lama ini disengketakan antara Cina dan Bhutan yang mendapatkan dukungan dari India.
"Sudah lebih dari sebulan sejak insiden itu, India tidak saja menempatkan pasukannya secara ilegal di wilayah Cina melainkan juga memperbaiki jalan, menyimpan stok, dan menmbahkan pasukan di sana," kata Kementerian Luar Negeri Cina melalui sebuah pernyataan.
"Semuah itu tentu saja bukan untuk perdamaian," tambahnya.
Sementara itu dari India diperoleh informasi bahwa negara tersebut menolak dituding membangun kekuatan militer di wilayah perbatasan.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kepada anggota parlemen, Kamis, Menteri Luar Negeri India Sushman Swaraj mendesak dilakukan dialog guna membahas perbtasan di persimpangan jalan sesuai dengan kesepakatan yang dicapai pada 2012.
"India selalu percaya bahwa perbatasan dan ketentraman di perbatasan India-Cina merupakan prasyarat penting untuk kelancaran pengembangan hubungan bilateral kita," ucap Swaraj.
Ketegangan kedua negara bermula para Juni 2017 ketika pasukan Cina mulai membangun jalan melalui wilayah dataran tinggi.
Aksi ini dibalas India dengan pengiriman pasukan ke daerah perbatasan seraya memperingatkan Cina bahwa pembangunan jalan dekat perbatasan kedua negara dapat menimbulkan implikasi serius.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN