TEMPO.CO, Washington - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson menegaskan, AS tidak berniat mendongkel rezim di Korea Utara atau mengirim pasukan militer ke zona paralel 38 arah utara, zona yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan usai Perang Korea tahun 1953.
Tillerson mengatakan , AS tidak dapat menerima bahaya yang dipicu oleh Pyongyang dengan melakukan uji coba peluncuran dua rudal balistik antarbenua atau ICBM pada Juli lalu.
Baca: Korea Utara Diam-diam Luncurkan Rudal dari Dalam Laut
"Kami tidak bermaksud mendongkel rezim. Kami tidak bermaksud mempercepat reunifikasi di semenanjung. Kami tidak mencari alasan untuk mengirim militer kami ke paralel 38 di utara," kata Tillerson kepada wartawan hari Selasa, 1 Agustus 2017.
Selain itu, Tillerson juga menegaskan bahwa AS bukan musuh atau ancaman bagi Korea Utara. Sebaliknya, ancaman Korea Utara tidak dapat diterima sehingga AS harus menanggapinya.
Oleh karena itu, menurut Tillerson, AS mengajak Korea Utara untuk duduk dan berdialog guna mengatasi persoalan ini. "Kami mau duduk dan berdialog mengenai masa depan," ujar Tillerson seperti dikutip dari CNN.
Baca: Jadi Target Rudal, Amerika Serikat Ancam Serang Korea Utara
Tawaran berdialog dengan Korea Utara sudah diajukan di masa Presiden Barack Obama. Korea Utara diajak berdialog untuk melakukan program denuklirisasi. Namun, Pyongyang menolak tawaran dialog.
Di tempat terpisah, Senator Lindsey Graham mengungkapkan tentang pernyataan Presiden Donald Trump kepadanya bahwa perang akan terjadi antara AS dan Korea Utara.
Perang pecah, ujar Graham, jika tindakan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tak dapat dihentikan dengan meluncurkan program senjata nuklirnya yang mengancam wilayah AS.
Baca: Trump Sebut Kesabaran untuk Korea Utara Sudah Habis
"Jika memang akan terjadi perang untuk menghentikan Kim Jong-un, maka perang itu akan terjadi di sana. Jika ribuan orang tewas, mereka tewas di sana. Mereka tidak akan tewas di sini. Dan dia mengatakan itu di hadapan saya langsung," kata Graham seperti dikutip dari NBC News, 1 Agustus 2017.
Selama Juli 2017, Korea Utara telah melakukan uji coba peluncuran rudal ICBM sebanyak 2 kali. Rudal ICBM itu diklaim mampu menjangkau seluruh wilayah AS.
CNN | NBC NEWS | MARIA RITA