TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat resmi menjatuhkan sanksi baru kepada Venezuela, setelah presiden Nicolas Maduro mengadakan pemilihan umum kontroversial untuk memilih anggota parlemen baru. Sanksi baru itu di antaranya membekukan aset Maduro di AS. Perusahaan dan individu AS dilarang melakukan bisnis dengannya.
Sanksi tersebut diumumkan dalam sebuah pernyataan oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
Baca:Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung
"Pemilihan ilegal yang tidak sah membenarkan bahwa Maduro adalah diktator yang mengabaikan kehendak rakyat Venezuela. Dengan memberi sanksi kepada Maduro, Amerika Serikat memperjelas pertentangan kita terhadap kebijakan rezimnya dan dukungan kita untuk rakyat Venezuela yang berusaha mengembalikan negara mereka ke demokrasi yang penuh dan makmur.," kata Mnuchin seperti dilansir dari BBC, 1 Agustus 2017.
Sebelumnya Maduro diperingatkan bahwa AS tidak akan mengakui pemilihan tersebut. dengan Presiden Donald Trump bersumpah "tindakan ekonomi yang kuat dan cepat" jika krisis di Venezuela terus berlanjut.
Baca: Siapa Maduro, Presiden Venezuela Seteru Amerika
Maduro merupakan pemimpin asing keempat yang masuk daftar hitam yang mendapat sanksi dari Amerika Serikat. Tiga lainnya adalah Bashar al-Assad dari Suriah, Korea Utara Kim Jong-un, dan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe.
Sanksi AS ini adalah yang terbaru setelah sanksi yang dijatuhkan pada 26 Juli oleh Kementerian Keuangan Amerika Serikat terhadap 13 pejabat Venezuela dan mantan pejabat Venezuela. Sanksi ini dalam upaya untuk mencegah Maduro mengadakan pemilihan tersebut.
Maduro mendapat kecaman internasional atas pemungutan suara untuk mementukan anggota parlemen guna merumuskan kembali konstitusi Venezuela yang diadakan pada Minggu, 30 Juli 2017.
Baca: Maduro Klaim Menang Pemilihan Parlemen Venezuela, Jadi Diktator?
Uni Eropa menyatakan bahwa pemilu itu merupakan kematian bagi demokrasi di Venezuela, dan mengatakan bahwa mereka meragukannya dapat menerima hasilnya. Namun, Rusia, Kuba, Nikaragua dan Bolivia berdiri mendukung Maduro.
Pemilihan majelis konstituen pada hari Minggu diadakan di tengah demonstrasi massa. Sedikitnya 10 orang terbunuh.
Maduro mengatakan bahwa pemilihan tersebut merupakan pemungutan suara untuk revolusi. Ia menegaskan sanksi dari Amerika Serikat tidak membuatnya takut.
Baca: Pemilihan Anggota Parlemen Venezuela Ricuh, 14 Orang Tewas
30 juta warga Venezuela menderita karena kekurangan barang dan obat-obatan karena ekonomi negara yang melemah semakin menurun. Gelombang demonstrasi anti-pemerintah telah menyebabkan lebih dari 120 orang tewas dalam empat bulan.
Sejauh ini, Washington belum memberlakukan pembatasan ekspor minyak besar negara tersebut ke Amerika Serikat.
Mnuchin tidak mengkonfirmasi apakah sanksi minyak dipertimbangkan, namun Presiden Donald Trump memutuskan untuk tidak melakukan tindakan yang akan melukai rakyat Venezuela. AS fokus pada Presiden Nicolas Maduro dan elit Venezuela yang dianggap penyebab jatuhnya Venezuela ke dalam krisis politik dan ekonomi.
BBC|YON DEMA