TEMPO.CO, Washington - Senat Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang tentang pemberian sanksi baru ke Rusia yang diduga kuat mencampuri proses pemilihan presiden AS pada tahun 2016 yang memenangkan Donald Trump.
Selain itu, sanksi baru ini juga terkait dengan aneksasi Rusia terhadap Crimea tahun 2014, yang sebelumnya merupakan wilayah Ukraina.
Baca: Gallup: Popularitas Donald Trump Terburuk Sejak Perang Dunia II
Hampir semua anggota Senat menorehkan tandatangannya sebagai bentuk persetujuan terhadap rancangan undang-undang tentang pemberian sanksi kepada Rusia, yakni 98 berbanding 2 yang tidak setuju.
Pada Selasa lalu, 26 Juli House of Repsentative hampir seluruhnya menyetujui pemberian sanksi terhadap Rusia. Sebanyak 419 anggota House of Repsentativ menyetujui rancangan undang-undang penjatuhan sanksi kepada Rusia, dan hanya 3 anggotanya yang tidak setuju. Ketiganya dari anggota Partai Republik.
Setelah Senat menyatakan dukungan terhadap rancangan undang-undang tentang penjatuhan sanksi baru terhadap Rusia, rancangan itu kemudian diserahkan kepada presiden Donald Trump.
Baca: Terungkap, Trump dan Putin Gelar Pertemuan Rahasia di KTT G20
Trump berwenang untuk memveto sehingga Rusia tak diberi sanksi atau menyetujui rancangan undang-undang untuk menghukum Rusia.
"Kami akan mengkaji dan akan kami kabari pa yang kami kerjakan," kata Sarah Huckabee Sanders, Sekretaris Gedung Putih untuk media seperti dikutip dari CNN.
Anggota Senat dari partai Demokrat yang duduk di Komisi hubungan luar negeri, Ben Cardin mengatakan, jika Trump memveto rancangan undang-undang pemberian sanksi kepada Rusia, maka hal itu menunjukkan pemerintah lemah menghadapi Rusia. Sebaliknya, jika disetujui Trump, maka rancangan undang-undang ini akan memperkuat pemerintahan.
Baca: Terungkap, Donald Trump Jr Juga Bertemu dengan Eks Agen Soviet
"Rancangan undang-undang ini membuat Presiden kuat. Memvetonya akan melemahkan kekuasaannya," kata Cardin.
Trump memiliki 10 hari untuk meneken rancangan undang-undang untuk menghukum Rusia atau memvetonya.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan melakukan aksi balasan jika Amerika Serikat menghukum Rusia. Sanksi baru yang disetujui House of Representative dan Senat AS , menurut Putin, melanggar hukum internasional. Akankah Donald Trump menekennya?
CNN | BBC | MARIA RITA