TEMPO.CO, Dubai- Situs sosial berbagi video, YouTube menayangkan kembali video jaringan berita Al Jazeera yang kontennya dianggap mempromosikan ideologi radikalisme dan mendukung terorisme. Video itu dipulihkan setelah sempat dihapus atas perintah salah satu staf Al Jazeera.
Video tersebut dihapus setelah dua minggu diunggah oleh Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab saat menyampaikan surat kepada Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia PBB yang merinci kekhawatiran tentang konten berita Al Jazeera.
Baca Juga:
Baca: Qatar Bersumpah Tak Menyerah Meski Diisolasi Negara-negara Teluk
UEA menduga Al Jazeera secara tersirat ikut membantu menyebarkan paham radikalisme melalui wawancara-wawancara dengan tokoh-tokoh terorisme.
Seperti yang dilansir The National pada 25 Juli 2017, video itu memuat wawancara Al Jazeera dengan tokoh teroris dari kelompok Jabhat Al Nusra, Mohammed Al Jolani, dan tokoh-tokoh lain yang berafiliasi dengan Al Qaeda.
Video itu juga menunjukkan sebuah jajak pendapat yang dilakukan pada Mei 2015 yang menyimpulkan bahwa 80 persen penonton Al Jazeera mendukung ISIS. Video tersebut telah dilihat lebih dari 135.000 sebelum dihapus.
Baca: Qatar Diminta Penuhi 13 Tuntutan Negara Arab untuk Akhiri Isolasi
Setelah beredar luas, Yassine Bouzaidi, produser di Al Jazeera English, meminta agar YouTube menghapus video tersebut terkait hak cipta. YouTube kemudian menghapusnya sampai keputusan dibuat pada Senin malam untuk memulihkannya kembali.
YouTube mematuhi doktrin penggunaan wajar yang mengatur kapan dianggap dapat diterima menggunakan materi berhak cipta dalam sebuah video. Namun UEA memahami bahwa materi yang digunakan dalam video tersebut tidak melanggar peraturan karena video ini disiarkan oleh Al Jazeera.
UEA, Arab Saudi, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar pada 5 Juni lalu. Keempat negara ini menyatakan frustrasi mereka dengan Doha karena kegagalannya untuk memutuskan hubungan dengan unsur-unsur ekstremis dan mencampuri urusan dalam negeri keempat negara.
Baca: Arab Saudi Cs Perpanjang Tenggat Tuntutan terhadap Qatar
Mereka meminta Qatar untuk mematuhi 13 persyaratan tak lama kemudian, untuk menunjukkan niat baiknya dan menghindari dukungan kepada ekstremis, termasuk menutup Al Jazeera. Namun Doha menyanggah semua tudingan serta menolak memenuhi tuntutan.
Perwakilan YouTube belum memberikan keterangannya terkait dipulihkan kembalinya video yang dibuat oleh pemerintah UEA sebagai bukti bahwa Al Jazeera mendukung kegiatan terorisme dan radikalisme.
THE NATIONAL|YON DEMA