TEMPO.CO, New York - Utusan kusus PBB mengatakan krisis di kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem, harus selesai pada Jumat, 28 Juli 2017, ini. Bila tidak, akan menimbulkan bencana berbiaya tingg hingga melampaui tembok Kota Tua.
"Jelasnya, solusi memecahkan masalah Masjid Al Aqsa harus diputuskan pada Jumat ini," kata Nickolay Mladenov, utusan PBB itu kepada wartawan, Senin, 24 Juli 2017.
Baca: Begini Kronologi Kekerasan Selama Sepekan di Masjid Al Aqsa
Menurut Mladenov, situasi di lapangan sangat berbahaya bila tidak ditemukan solusi hingga Jumat pekan ini karena saat itu umat Islam akan menjalankan ibadah.
Keterangan Mladenov sama dengan pendapat duta besar Inggris untuk PBB, Matthew Rycroft. Dia meminta kepada semua pihak menolak kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa.
Baca: Pemuda Palestina Tewas Dibedil Israel
Rycroft mengatakan kepada wartawan di markas PBB di New York City, sangat penting bagi seluruh anggota Dewan Keamanan PBB duduk bersama melakukan apa yang bisa kami kerjakan demi membawa perdamaian di Timur Tengah.
Kuwartet Rusia, Amerika Serikat, Uni Eropa dan PBB dalam sebuah pernyataan mengatakan, mereka mendorong Israel dan Yordania bekerja sama menurunkan tensi ketegangan di sana.
Baca: Israel Larang Pria di Bawah 50 Tahun Salat di Masjid Al-Aqsa
Ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah Isral memasang deteksi metal dan kamera CCTV di pintu masuk kompleks Masjid Al Aqsa menyusul penembakan polisi Israel oleh pria bersenjata pada 14 Juli 2017.
Israel, saat ini, sudah membongkar perlaran deteksi metal dan kamera CCTV di pintu Masjid Al Aqsa setelah mendapatkan kritik dari Palestina, Yordania dan negara-negara Islam lainnya. Ini merupakan upaya PBB untuk menyudahi masalah Masjid Al Aqsa.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN