TEMPO.CO, Birmingham-- Sebuah keluarga Inggris mengklaim diusir dari sebuah pesawat karena sang ayah memiliki tato di wajah.
Davi Stretton-Mellor, 33 tahun, bersama istri, anak, menantu dan cucu-cucunya yang baru berusia 2 dan 3 tahun berada dalam penerbangan ke Gran Canaria dari Birmingham saat mereka dipaksa turun dari pesawat maskapai Ryanair.
Stretton-Mellor mengatakan ia dan keluarganya dipaksa keluar dari pesawat setelah maskapai Ryanair mengubah rute penerbangan ke Santriago de Compostella di utara Spanyol yang berjarak 1170,2 kilometer dari tujuan liburannya semula.
Baca: Karena ke Toilet, Penumpang Delta Airlines Diusir dari Pesawat
"Saya memang memiliki tato di wajah, dan saya rasakan itu suatu diskriminasi,” kata dia.
Namun Stretton-Mellor mengakui memang terjadi insiden antara keluarganya dengan penumpang lain di pesawat.
“Ada penumpang yang memukul-mukul bagian belakang kursi cucu saya. Saya meminta mereka untuk berhenti dengan baik".
Menurut Stretton-Mellor keadaan justru memburuk karena dirinya dan keluarganya yang justru diusir.
Namun pihak maskapai membantah hal itu dan mengatakan bahwa masalah keributan yang menjadi penyebabnya.
Baca: Usir Paksa Satu Keluarga dari Pesawat, Delta Airlines Minta Maaf
Seorang juru bicara Ryanair mengatakan penerbangan dari Birmingham ke Gran Canaria dialihkan ke Santiago setelah sejumlah penumpang terlibat keributan.
"Pesawat tersebut mendarat normal dan penumpangnya dilepas dan ditahan polisi saat tiba, sebelum pesawat tersebut melanjutkan ke Gran Canaria." kata pihak Ryanair.
Gara-gara insiden tersebut, keluarga Inggris ini terpaksa bermalam di hostel di Santiago De Compostella sebelum menuju ke tujuan liburan mereka di Las Palmas. Selain harus menempuh perjalanan sejauh ribuan kilometer menuju lokasi wisata, mereka juga harus menambah uang lagi untuk liburan kali ini.
DAILY MAIL | METRO | YON DEMA