TEMPO.CO, Teheran—Pengadilan Iran menghukum seorang peneliti sejarah dengan dua kewarganegaraan Cina- Amerika Serikat selama 10 tahun penjara atas tuduhan mata-mata.
Mengutip laman Iran, mizan.online, USA Today Senin 17 Juli 2017 melaporkan Xiyue Wang, 37 tahun dituduh memberikan informasi rahasia kepada Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Pusat Iran dan Studi Teluk Persia Universitas Princeton tempat ia belajar sebagai sejarawan, serta Harvard's Kennedy School of Government.
“Dia (Xiyue Wang) mengumpulkan data intelijen untuk pemerintah AS dan telah dihukum 10 tahun penjara, tapi terpidana masih dapat melakukan banding,” kata Gholamhosein Mohseni Ejehi, juru bicara badan kehakiman Iran, dalam pidato di televisi nasional, Ahad lalu.
Baca: Warga Amerika Tahanan Iran Dibebaskan
Universitas Princeton membenarkan vonis tersebut. Menurut juru bicara universitas, Daniel Day, Wang adalah mahasiswa doktoral tahun keempat yang sedang meneliti sejarah Dinasti Qajar di abad 19 dan awal abad 20 untuk disertasinya.
Day menegaskan sejak Wang ditangkap otoritas Iran setahun lalu, pihak universitas telah bekerja sama dengan keluarga Wang, pemerintah Amerika Serikat serta pihak-pihak lain untuk membebaskannya.
“Kami sangat kecewa atas dakwaan dan vonis yang dijatuhkan kepada Wang,” ujar Day. Kami berharap Wang akan segera dibebaskan setelah pengadilan banding mendengarkan kasusnya.”
Baca: Balas Donald Trump, Iran Larang Pegulat AS Masuk
Selain Wang, sejumlah warga Amerika lain kini juga dalam tahanan otoritas Iran seperti manajer galeri seni Karan Vafadari dan istrinya Afarin Niasari; pengusaha Iran-Amerika Siamak Namazi dan ayahnya Baquer Namazi, yang menjalani hukuman 10 tahun penjara setelah dinyatakan bersalah atas tuduhan mata-mata pada November lalu.
“Rezim Iran terus menahan warga Amerika Serikat dan warga asing lain dengan alasan keamanan nasional,” demikian pernyataan Kemenlu AS kepada Associated Press. “Kami menyerukan pembebasan warga Amerika yang ditahan secara sewenang-wenang di Iran agar mereka dapat kembali kepada keluarganya.”
USA TODAY | AP | SITA PLANASARI AQUADINI