TEMPO.CO, Shenyang —Peraih Nobel Perdamaian, Liu Xiaobo, wafat karena kanker hati dalam usia 61 tahun, di rumah sakit Shenyang, Cina, pada Kamis 13 Juli 2017.
Salah satu tokoh oposisi terkenal sejak unjuk rasa di Lapangan Tiananmen pada 1989 itu menjadi pemenang Hadiah Nobel Perdamaian pertama yang meninggal dalam tahanan, setelah Carl von Ossietzky, yang meninggal dunia di rumah sakit saat ditahan Nazi pada 1938.
Liu yang merupakan pegiat hak asasi di Cina yang dibui pada 2009 atas dakwaan subversi meski telah didiagnosa menderita kanker hati. Kesalahan Liu menurut pemerintah Cina karena menyerukan reformasi demokrasi di negara dengan sistem partai tunggal itu.
Kabar meninggalnya Liu diungkapkan sejumlah pejabat di Cina. Teng Yue'e, ketua tim dokter yang merawat mengatakan Liu meninggal sekitar pukul 17.35 petang waktu setempat dikelilingi oleh keluarganya.
"Saat Liu Xiaobo wafat, dia merasa damai karena dikelilingi oleh keluarga terkasih,” kata Teng dalam jumpa pers.
Baca: Desmond Tutu Minta Cina Bebaskan Liu Xiaobo
Kritik keras pun dilontarkan sejumlah pemimpin negara kepada Beijing karena menolak permintaan internasional untuk membiarkan Liu mencari perawatan di luar negeri.
Salah satunya dari Komite Nobel Norwegia yang memberikan penghargaan untuk Liu pada 2010. Komite ini menuding Cina bertanggung jawab atas kematian Liu.
“Seharusnya Liu Xiaobo dipindahkan ke rumah sakit dengan perawatan maksimal sebelum penyakit ini menggerogoti tubuhnya,” ujar Berit Reiss-Andersen dalam pernyataan kepada Reuters.
Sebelumnya banyak negara mendesak pemerintah Cina untuk memberikan kebebasan bagi Liu untuk menjalankan perawatan di luar negeri. Terakhir, Pemerintah Jerman menyatakan siap untuk memberikan perawatan untuk Liu Xiaobo.
Meski akhirnya dibebaskan dari tahanan untuk memperoleh perawatan, sejumlah pihak menilai upaya Cina terlalu terlambat untuk mengobati Liu yang telah didiagnoasa menderita penyakit kanker hati dalam stadium lanjut.
Permintaaan ini ditolak karena pemerintah Cina Cina berdalih, Liu sudah mendapatkan perawatan terbaik dari dokter terbaik.
Salah satu teman keluarga Liu mengatakan dia telah mengirim surat dari istri Liu Xiaobo kepada Pemerintah AS dan Jerman, yang menyatakan keinginan pasangan tersebut untuk meninggalkan Cina.
REUTERS | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI