TEMPO.CO, Damaskus - Gencatan senjata berjalan efektif di barat daya Suriah, Ahad, 9 Juli 2017, setelah diprakarsai oleh Amerika Serikat, Rusia dan Yordania.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin dan rekannya dari Amerika Serikat, Donald Trump, sepakat melakukan gencatan senjata di wilayah sebelah barat daya Suriah.
Baca: Selamatkan Trump, Putin Siap Beri Transkrip Pembicaraan
Kesepakatan tersebut, menurut laporan Al Jazeera, dicapai dalam pembicaraan selama pertemuan G-20 di Hamburg, Jumat, 7 Juli 2017.
Dalam pernyataannya yang disiarkan televisi pemerintah Rusia, TASS, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan gencatan senjata ini akan berjalan efektif tengah malam waktu Damaskus atau pukul 09.00 GMT, Ahad, 9 Juli 2017.
Baca Juga:
Al Jazeera, dalam laporannya mengatakan, gencatan senjata yang berlaku pada Ahad tengah malam, 9 Juli, waktu setempat atau pukul 09.00 GMT itu efektif di Deraa, Suweida, dan Quneitra di sepanjang perbatasan Yordania.
Kesepakatan yang sama pernah diteken di Suriah, antara oposisi dan pemerintah, dengan tujuan terciptanya perdamaian abadi menyusul perang saudara yang pecah pada 2011. Namun kesepakatan gencatan senjata tersebut gagal menghentikan peperangan hingga kini.
Meski demikian, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Sabtu, 8 Juli 2017, penasihat keamanan Amerika, H.R. McMaster, sangat yakin perdamaian antar-kelompok bertikai akan segera berakhir setelah gencatan senjata tersebut berjalan efektif.
"Amerika Serikat tetap komit mengalahkan ISIS, membantu mengakhiri konflik di Suriah, mengurangi penderitaan, dan mengembalikan warga Suriah ke rumah masing-masing."
Dia menambahkan, "Kesepakatan gencatan senjata ini langkah penting menuju tujuan yang sama."
Pasukan pemerintah Suriah siap mengumumkan menghentikan operasi perang di tiga provinsi setelah negeri itu menandatangani gencatan senjata dengan kelompok oposisi.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN