TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menjadi pembicara utama dalam sebuah sesi pertemuan tentang ancaman terorisme di Konferensi Tingkat Tinggi G 20 di Hamburg, Jerman.
Presiden Jokowi mengajak negara anggota G20 untuk bersatu menangani ancaman terorisme. Dia berbagi informasi mengenai langkah pencegahan terhadap terorisme, yang bisa dilakukan setiap pemerintah.
Baca: Sesi Foto G20, Jokowi, Trump, Merkel di Barisan Paling Depan
Salah satu caranya adalah dengan memperketat pengawasan dan menghentikan alur pendanaan ke kelompok radikal dan teroris. "Dengan kemampuan negara anggota G20 di bidang teknologi dan informasi, mereka harus mampu menjadi motor penyebaran counter narasi dengan penekanan pada gerakan moderasi dan penyebaran nilai perdamaian dan toleransi," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengutip ucapan Presiden, seperti dilansir keterangan persnya, Sabtu, 8 Juli 2017.
Baca: Melania Berupaya Hentikan Pertemuan Putin â Trump, Kenapa?
Presiden Jokowi juga menyampaikan negara anggota G20 harus mampu menjadi motor penyelesaian akar masalah. Langkah yang bisa ditempuh adalah mengembangkan pendekatan soft power dengan cara mengakhiri ketimpangan dan ketidakadilan. Pemerintah juga dapat memperkuat pemberdayaan ekonomi yang iklusif. "Presiden juga menyampaikan agar anggota G20 memperkuat kerja sama antara lain di bidang intelejen," kata Retno.
Retno mengatakan pidato Presiden mendapatkan respons yang sangat positif dari peserta forum. Salah satunya dari Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy Brey, yang setuju dengan ide Jokowi mengenai perlunya menyeimbangkan hard dan soft power.
VINDRY FLORENTIN