TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa asal Amerika Serikat yang dibebaskan Korea Utara dalam keadaan koma, Otto Warmbier, 22 tahun, akhirnya meninggal pukul 02.20 dinihari, Senin, 19 Juni 2017, di Rumah Sakit Cincinnati.
Warmbier tewas hanya beberapa hari setelah dibebaskan Korea Utara dan dibawa pulang ke rumahnya.
Baca: Dibebaskan Korut, Mahasiswa Amerika Serikat dalam Kondisi Koma
Menurut dokter di Pusat Medis Cincinnati, selama dirawat, Warmbier tidak menunjukkan tanda-tanda memahami bahasa atau menyadari yang terjadi di sekelilingnya. Tubuhnya juga tidak memberikan respons meski bisa bernapas.
Sejumlah dokter menduga kuat mahasiswa ini menderita kerusakan berat pada bagian otak yang membuatnya koma. Dugaan medis ini disampaikan setelah para dokter merawat Warmbier pekan lalu.
Penyebab kematian mahasiswa ini masih misteri. Korea Utara juga belum memberikan keterangan resmi tentang tudingan keluarga dan tim dokter bahwa Warmbier koma karena mengalami penyiksaan.
Keluarga mahasiswa yang kuliah di Universitas Virginia ini sangat berduka atas kematian Warmbier.
"Penyiksaan terhadap anak kami oleh warga Korea Utara tidak ada yang melebihi dari kesedihan yang kami alami hari ini," kata keluarga Warmbier seperti dikutip dari Reuters, Senin.
Baca: Kemanusiaan, Alasan Korea Utara Bebaskan Mahasiswa AS yang Koma
Menurut keterangan keluarga, Warmbier menderita koma sejak Maret 2016, hanya beberapa saat setelah ia dijatuhi hukuman kerja paksa selama 15 tahun di Korea Utara. Korea Utara menuduh Warmbier mencoba mencuri benda-benda dengan slogan propaganda.
Orang tua Warmbier menyebut putranya diberi pil tidur seusai sidang pada Maret 2016 dan tidak pernah bangun sejak saat itu.
Informasi ini, menurut orang tua Warmbier, didapat dari pejabat Korea Utara yang berkomunikasi dengan utusan khusus Amerika.
Korea Utara membebaskan Warmbier pekan lalu setelah utusan khusus Kementerian Luar Negeri Amerika, Joseph Yun, terbang ke Pyongyang untuk meminta pembebasan mahasiswa Amerika itu dengan alasan kemanusiaan.
REUTERS | MARIA RITA