TEMPO.CO, Bagdad - Irak, Amerika Serikat, dan negara-negara Barat meragukan pernyataan Rusia bahwa pasukannya telah membunuh pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.
Sebelumnya, pada Jumat, 16 Juni 2017, Moskow memperkirakan pasukannya kemungkinan besar telah membunuh pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, dalam serangan udara di Suriah, 28 Mei 2017.
Pemimpin ISIS ini berulang kali dilaporkan tewas atau cedera akibat serangan udara sejak dia mendeklarasikan pemerintahan kekhalifahan di Mosul pada 2014 setelah pasukannya menguasai sebagian besar wilayah di utara Irak itu.
Baca: Pemimpin ISIS Tinggalkan Mosul, Baghdadi Biarkan Pasukannya Mati
Jika laporan kematian al-Baghdadi tersebut benar, itu akan menjadi pukulan terbesar bagi ISIS yang mencoba mempertahankan wilayahnya dari gempuran pasukan sekutu termasuk dari Suriah dan Irak.
Namun klaim Rusia tersebut belum mendapatkan konfirmasi dari pihak independen. Dua pejabat senior AS yang tak bersedia disebutkan namanya menyatakan meragukan klaim Rusia. Adapun beberapa pejabat pertahanan Irak lainnya juga sangat meragukannya.
"Kematiannya sering kali dilaporkan, sehingga Anda harus meragukannya hingga ada laporan resmi dari ISIS," kata seorang pejabat keamanan Eropa.
Baca: Pemimpin ISIS al-Baghdadi Masih Bersembunyi di Suriah
Juru bicara Pentagon, Jeff Davis, mengatakan, "Kami tidak memiliki informasi yang menguatkan laporan tersebut."
Menteri Pertahanan Rusia melalui laman Facebook menulis bahwa al-Baghdadi telah tewas dalam serangan udara di pinggiran Raqqa, Suriah. Dia tewas akibat gempuran udara ketika terlibat dalam pertemuan para pemimpin ISIS.
"Pada 28 Mei 2017, setelah mendapatkan informasi intelijen dari pesawat tanpa awak mengenai lokasi dan jam pertemuan para pemimpin ISIS antara pukul 00.35 dan 00.45, Angkatan Udara Rusia melancarkan serangan ke lokasi para pemimpin ISIS bertemu," katanya.
"Menurut informasi yang masuk melalui berbagai saluran, pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi tewas akibat serangan tersebut," ujarnya.
NASDAQ | CHOIRUL AMINUDDIN