TEMPO.CO, Kuala Lumpur—Motif pembunuhan Kim Jong-nam, abang tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un masih misterius. Namun sebuah laporan baru menyebut kemungkinan Jong-nam dihabisi karena bekerja sama dengan intelijen Amerika Serikat.
Dugaan itu dilansir harian Jepang, The Asahi Shimbun, yang mengutip seorang pejabat Malaysia, Rabu, 14 Juni 2017.
Pejabat Malaysia yang menolak disebutkan namanya itu menyatakan Jong-nam rutin bertemu dengan seorang pria asal Amerika selama berkunjung ke Malaysia. Ada kemungkinan bahwa selama pertemuan itu terjadi pertukaran informasi intelijen antara keduanya.
Baca: Pembunuhan Kim Jong-nam Dirancang di Kamboja
Diyakini, pertemuan Jong-nam dengan pria Amerika itu merupakan penyebab kematiannya. Salah satu hal yang memperkuat dugaan itu karena ditemukannya uang sebesar US$ 120 ribu atau sekitar Rp 1,5 miliar di samping jasad Jong-nam.
Bukti bahwa uang itu diterima dari orang lain diperkuat setelah penyelidik memeriksa dan menemukan bahwa tidak ada transaksi keuangan yang masuk maupun keluar dari rekening Jong-nam.
Menurut sumber tersebut, uang sejumlah US$ 120 ribu itu ditemukan di dalam tas pribadi Kim Jong-nam, berbentuk pecahan US$ 100 sebanyak empat bundel di dalam sebuah tas koper hitam.
"Kemungkinan besar terjadi pertukaran informasi antara keduanya. Dan uang itu digunakan untuk kegiatan tersebut," tutur sang informan kepada Asahi Shimbun seperti dikutip oleh Asian Correspondent.
Pertemuan terakhir antara Jong-nam dan pria Amerika misterius itu terjadi pada 9 Februari 2017, empat hari sebelum putra sulung Kim Jong-il itu diserang dua perempuan, Dhoan Thi Huong asal Vietnam dan Siti Aisyah asal Indonesia.
Otoritas Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur Malaysia tidak dapat memeriksa koper berisi uang itu saat Jong-nam memasuki gerbang pemeriksaan.
Baca: Pesan Dalang Pembunuh Kim Jong-nam ke Siti Aisyah
Hal itu disebabkan karena ia memegang paspor diplomatik yang membuat otoritas bandara tidak memiliki wewenang melakukan pemeriksaan pada barang bawaannya.
Saat ini, Dhoan Thi Huong dan Siti Aisyah, tengah diadili Pengadilan Malaysia sebagai terdakwa eksekutor pembunuhan Jong-nam.
Mereka diduga membunuh korban dengan mengusap cairan VX nerve agent ke wajah Jong-nam. Keduanya diancam pidana maksimal, yakni hukuman mati.
Amerika dan Korea Selatan menduga kuat bahwa kasus pembunuhan tersebut didalangi langsung pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Kim Jong-nam selama ini dikenal kerap mengkritik kepemimpinan adiknya yang sewenang-wenang.
ASIAN CORRESPONDENT | THE ASAHI SHIMBUN | THE HANKYOREH| SITA PLANASARI AQUADINI