TEMPO.CO, London—Pemimpin Partai Buruh Inggris Jeremy Corbyn mendesak Perdana Menteri Inggris Theresa May mundur setelah hasil sementara pemilu Inggris menunjukkan hasil memalukan bagi Partai Konservatif yang dipimpinnya.
“Perdana Menteri menggelar pemilu sela untuk memperoleh mandat,” kata Corbyn dalam pidato kemenangannya setelah berhasil mengamankan kursi parlemen mewakili London utara, seperti dikutip The Washington Post, Jumat 9 Juni 2017.
Baca Juga:
“Mandat yang dia inginkan sudah hilang dengan kekalahan Konservatif. Sudah cukup baginya. May harus mundur.”
Pernyataan Corbyn dilontarkan setelah jajak pendapat awal hasil pemilihan umum Inggris memperlihatkan tidak ada satu pun partai yang memperoleh suara mayoritas atau disebut dengan parlemen menggantung.
Baca: Pemilu Inggris Pasca-Brexit Digelar, 46,9 Juta Orang Beri Suara
Dalam hasil perhitungan sementara, Partai Konservatif atau Tory diperkirakan hanya akan meraup 314 kursi, disusul Partai Buruh dengan 266 kursi, kemudian Nasionalis dengan 34 kursi, dan 14 kursi lainnya untuk Demokrat Liberal.
Ini merupakan kekalahan telak Tory setelah berhasil menggiring Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit. Hasil ini juga menunjukkan keberhasilan Buruh merebut kursi parlemen sejak 1997.
Berdasar aturan Inggris, pemenang pemilu harus menguasai 326 dari 650 kursi yang diperebutkan dalam pemilu parlemen, jika ingin menguasai pemerintahan.
Hanya beberapa menit kemudian, May dengan suara bergetar, menegaskan selama Tory masih memperoleh suara terbanyak, ia berharap masih memperoleh kesempatan untuk berkuasa.
“Negara membutuhkan stabilitas,” ujar May.
Jika prediksi ini benar, maka Inggris akan masuk pada situasi parlemen gantung dan May sebagai perdana menteri harus mencoba membentuk pemerintahan, baik itu dengan kekuatan minoritas atau membentuk koalisi.
Bila May berhasil membentuk pemerintahan, ia harus menghadap ke Majelis Tinggi. Pemerintahan ini harus mendapatkan mosi kepercayaan setelah pembukaan parlemen pada 19 Juni.
Namun, jika May gagal membentuk pemerintahan atau tidak mendapatkan mosi kepercayaan, ia harus mengajukan pengunduran diri kepada Ratu Elizabeth II.
Kerajaan Inggris lantas akan memberikan kesempatan kepada Jeremy Corbyn, pemimpin Partai Buruh selaku oposisi terkuat, untuk membentuk pemerintahan. Jika ia juga gagal, parlemen dapat dibubarkan dan pemilu Inggris kembali diselenggarakan.
THE WASHINGTON POST | AFP | SITA PLANASARI AQUADINI