TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia bisa kehilangan ribuan wisatawan mancanegara dari Timur Tengah, terutama para pengguna maskapai Qatar Airways akibat putusnya hubungan diplomatik dengan sejumlah negara.
"Sekitar 100 ribu hilang, sebanyak 70 persennya wisman, impactnya pada 2017 yang tinggal 7 bulan, sekitar 50 ribu wisman hilang karena Qatar diboikot," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 6 Juni 2017.
Angka itu diperkirakan mencakup mereka yang menggunakan maskapai Qatar Airways terutama dari negara-negara Timur Tengah yang memboikot. "Sekitar 100 ribu orang yang naik Qatar Airways, 70 persennya itu wisman. Itu setahun. Ini sama dengan tahun lalu cara menghitungnya."
Baca: Krisis Diplomatik Qatar â Negara Arab, Turki Siap Menengahi
Untuk mengantisipasinya, menteri Arief Yahya akan berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan untuk mensubstitusi lisensi maskapai Qatar Airways ke maskapai lain seperti Emirates dan Etihad. "Akan kami pindahkan, yang tadinya naik Qatar, pindah ke Emirates dan Etihad.," kata Arief.
Menurut Arief, pemtimbangannya pertama pesawatnya, yang tadinya lisensinya diberikan ke Qatar nanti dipindahkan. "Apa boleh buat, Qatar Airways nggak bisa terbang. Kalau enggak, bisa rugi 100 ribu wisman. Besar sekali," katanya sembari menambahkan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dilaksanakan dalam pekan ini. "Kalau ini sesegera mungkin. Saya kira minggu ini sudah selesai," katanya.
Baca: Arab Saudi Cs Putuskan Hubungan Diplomatik, Qatar Murka
Sebelumnya, Arab Saudi dan negara-negara koalisi Arab seperti Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), dan Mesir telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Hal ini mengundang berbagai aksi boikot terhadap Qatar yang dianggap telah mendukung terorisme termasuk menutup akses terbang Qatar Airways ke negara-negara tersebut.
ANTARA