TEMPO.CO, London - Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan di London yang menewaskan 7 orang dan melukai sedikitnya 48 lainnya.
Seperti dilansir laman VOA, Senin, 5 Juni 2017, ISIS menyampaikan klaim itu melalui laman kantor beritanya, Amaaq.
Baca: Dikritik Donald Trump Soal Serangan di London, Sadiq Khan Cuek
Klaim ISIS atas serangan ini telah diprediksi. Ancaman terjadinya teror baru muncul dua pekan lalu ketika terjadi serangan bom bunuh diri di konser Ariana Grande di Manchester.
Melalui layanan Telegram, kelompok pendukung ISIS, Yaqeen Media, menyebut aksi pembunuhan berupa serangan dengan kendaraan akan terjadi di Inggris.
"Hari ini kami melawanmu di negeri kami dan besok di negerimu dengan izin Allah. Tak lama lagi, serangan dengan kendaraan akan terjadi di jalan-jalan kalian, dengan izin Allah."
Yaqeen juga berbagi poster mengerikan yang menayangkan kata-kata "habisi mereka di tempat Anda menemukan mereka" dan "lakukan itu segera”.
Baca: Serangan Jembatan London, Inggris Bagi Info Intelijen ke Amerika
Namun peneliti teror dan radikalisme Inggris, Charlie Winter, mengatakan kepada laman Metro bahwa ISIS salah menyebutkan tanggal serangan. “Selain itu, dalam pengumuman mereka dua pekan lalu, tidak disebutkan rencana menyerang London,” kata Winter skeptis dalam kicauan di Twitter.
Serangan di London yang terbaru merupakan teror ketiga yang menimpa Inggris tahun ini, setelah bom di Manchester dan serangan pisau di Jembatan Westminster, London. ISIS mengklaim semua aksi teror ini merupakan tanggung jawab mereka.
VOA | CBS NEWS | METRO | SITA PLANASARI AQUADINI