TEMPO.CO, Manchester -Salman Abedi menghubungi ibu dan adik lelakinya selama 15 menit untuk memohon maaf sebelum melakukan bom bunuh diri di konser penyanyi Ariane Grande di Manchester Arena, Inggris yang menewaskan 22 orang dan melukai puluhan orang.
Samia Tabbal, 50 tahun, menjelaskan kepada polisi di Tripoli, Libya tentang telepon Abedi beberapa jam sebelum melakukan aksi bom bunuh diri di perhelatan Ariane Grande pada Rabu malam, 22 Mei 2017.
Tabbal dan beberapa kerabatnya diinterogasi di Tripoli setelah Abedi dinyatakan sebagai pelaku bom bunuh diri di konser Ariana Grande di Manchester Arena.
Seorang pejabat anti-teror Libya mengatakan bahwa anak berusia 22 tahun itu menelpon ibunya dan memohon maaf kepada ibunya.
"Dia mengucapkan selamat tinggal," kata juru bicara Deterrent Force, Ahmed bin Salem, seperti yang dilansir Telegraph pada 26 Mei 2017.
Selain ibunya, adik lelaki Abedi, Hashim mengungkapkan bahwa kakaknya belajar merakit bom dari Internet. Remaja 18 tahun itu juga mengaku tahu bahwa Abedi berencana melakukan serangan.
Orangtua Abedi merupakan warga Libya yang melarikan diri ke Inggris untuk menghindar dari penguasa Libya, Muammar Gaddafi. Setelah penggulingan Gaddafi, orang tua Abedi kembali ke Libya pada tahun 2011.
Serangan bunuh diri di konser Ariana Grande di Manchester Arena yang merenggut 22 nyawa pada Senin malam, 22 Mei 2017 itu, turut melukai lebih 100 orang. Aparat polisi Inggris telah menangkap sedikitnya 10 orang yang diduga terlibat aksi bom bunuh diri itu.
TELEGRAPH|YON DEMA