TEMPO.CO, Manchester—Kepolisian Inggris memastikan pelaku teror Manchester dalam konser Ariana Grande yang menewaskan 22 orang dan melukai 59 lainnya bernama Salman Ramadan Abedi.
Seperti dilansir The Telegraph, Rabu 24 Mei 2017, Salman Abedi lahir di Manchester, Inggris pada 1994. Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Ayah dan ibunya merupakan pasangan asal Libya yang melarikan diri ke Inggris untuk menghindari kekejaman rezim Muamar Qadhafy.
Berikut empat hal terkait Salman Abedi:
1. Orang tua Salman Abedi adalah imigran asal Libya
Ibu Salman adalah Samia Tabbal, 50 tahun, dan ayahnya, Ramadan Abedi, bekerja sebagai petugas keamanan. Keduanya lahir di Tripoli, Libya, dan kemudian hijrah ke London sebelum akhirnya pindah ke Manchester selatan selama satu dekade terakhir.
Mereka memiliki empat orang anak, termasuk Salman yang merupakan anak bungsu mereka. melarikan diri ke Inggris untuk menghindari kekejaman rezim Muamar Qadhafy.
Namun seorang sahabat keluarga itu mengatakan keluarga Abedi kini telah kembali ke Libya, meninggalkan Salman dan kakaknya Ismail. Sejumlah laporan menyebut bahwa Ismail telah ditangkap polisi terkait teror Manchester yang melibatkan adiknya.
Baca: Bom di Konser Ariana Grande, Polisi: Nama Pelaku Salman Ramadan
2. Salman tumbuh besar sebagai Manchunian alias warga Manchester
Salman tumbuh besar di Manchester. Setelah lulus sekolah menengah atas, ia melanjutkan kuliah ke Salford University pada 2014 untuk mempelajari manajemen bisnis. Namun ia berhenti di tengah jalan. The Irish Times menyebut Salman diduga telah menikah dan memiliki seorang anak.
3. Ayah Salman menolak ISIS
Ramadan Abedi yang lebih dikenal oleh komunitas sebagai Abu Ismael Abedi, merupakan muazin di Masjid Didsbury. The Independent melaporkan bahwa ayah Salman dikenal sangat taat beribadah dan anti-ISIS.
“Abu Ismail akan sangat sedih jika mengetahui hal ini. Ia selalu melawan ideologi teroris, terutama ISIS,” ujar seorang sahabat keluarga kepada The Independent.
Namun keterangan berbeda diberikan oleh jemaat masjid tentang Salman. Sejumlah pihak menyebut Salman sebagai pribadi yang aneh dan fanatik.
Mohammed Saeed El-Saeiti, Imam Masjid Didsbury menyebut Salman sebagai ekstrimis kepada The Telegraph. “Wajahnya sangat marah saat saya berkhorbah anti-ISIS.”
Sementara Lina Ahmed, seorang tetangga keluarga Abedi menyebut Salman pernah bertingkah aneh. “Dua bulan lalu Salman tiba-tiba melantunkan ayat suci Al Quran di jalanan dengan keras.”
Baca: Jumlah Korban Tewas Teror Manchester Jadi 22 Orang
4. Polisi sedang menyelidiki apakah Salman terkait ISIS
Meski kelompok Negara Islam Irak dan Suriah mengklaim Salman sebagai prajurit mereka yang melancarkan serangan di Inggris, polisi masih belum dapat mengkonfirmasi klaim tersebut.
The Telegraph melaporkan bahwa di sekitar kediaman keluarga Abedi pernah tinggal Abd al-Baset Azzouz, ayah empat anak yang meninggalkan Inggris untuk mendirikan kelompok teror di Libya. Kelompok ini terafiliasi dengan Ayman al-Zawahiri, penerus Usaman bin Ladin di jaringan teror Al Qaeda.
Selain Azzouz, di wilayah itu juga tinggal Salah Aboaoba yang mengklaim pernah mencari sumbangan untuk kelompok radikal milisi Libya di Masjid Didsbury, tempat keluarga Abedi beribadah. Namun klaim ini dibantah oleh pengurus masjid.
Namun sebelum penyelidikan aparat tuntas, motif Salman melakukan teror Manchester pun belum diketahui.
HEAVY | THE TELEGRAPH | THE INDEPENDENT | SITA PLANASARI AQUADINI