TEMPO.CO, Jakarta - Dua ledakan teror di Manchester Arena, Inggris, menjadi sorotan dunia. Kepolisian RI pun menyebut insiden yang terjadi pada Senin malam waktu setempat itu sebagai peringatan kepada masyarakat dunia untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Ya itu warning juga buat seluruh masyarakat Indonesia dan dunia. Seketat itu di stadion Inggris, pemeriksaan cukup ketat, tapi ternyata (peledak) masuk juga kan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Rikwanto di kantornya, Kebayoran baru, Jakarta Selatan, Selasa, 23 Mei 2017.
Baca: Bom Manchester, KBRI Sisir Rumah Sakit Pastikan Soal Korban WNI
Rikwanto menekankan bahwa pengamanan kegiatan dan event yang menjadi konsentrasi keramaian dan harus dilakukan serius. Kejahatan terorisme, menurut dia, tidak mengenal tempat. "Tidak mengenal waktu, tidak mengenal suku, tidak kenal bangsa, jadi berhati-hati kalau terorisme itu ada terus dan bisa dilakukan di mana saja," tuturnya.
Rikwanto tak menampik pihaknya terus mengevaluasi prosedur operasional standar (SOP). SOP itu berkembang dari waktu ke waktu dan semakin dilengkapi fasilitasnya.
"Kan tidak begitu beda dengan Stadion Utama Senayan dan lainnya. Tiap event pasti dievaluasi, pasti ada kekurangan, ada yang kelewatan, tak ada yang sempurna karena SOP itu kan situasional," kata mantan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya itu.
Baca: Begini Kengerian Ledakan pada Konser Ariana Grande di Inggris
Setidaknya sudah ada 22 orang yang dinyatakan tewas akibat teror di Manchester. Penyebab ledakan maupun pelaku serangan tersebut masih didalami.
Ariana Grande mengucapkan belasungkawa melalui akun resmi media sosialnya. Penyanyi muda asal Amerika Serikat pun berencana menunda tur yang tengah dilakoninya di Eropa.
Teror di Manchester Arena, Inggris, menewaskan sedikitnya 19 orang dan lebih dari 50 orang terluka.
YOHANES PASKALIS