TEMPO.CO, Manchester –Kepolisian Inggris meyakini pengebom bunuh diri bertanggung jawab atas serangan mematikan dalam konser Ariana Grande yang digelar di Kota Manchaster, Inggris, Senin malam.
Seperti dilansir The Independent, Selasa 23 Mei 2017, dugaan terkait ledakan yang menewaskan sedikitnya 19 orang dan melukai 59 lainnya ini diungkapkan oleh sejumlah pejabat Amerika Serikat yang memperoleh laporan dari kepolisian Manchester kepada Reuters.
Baca: Begini Kengerian Ledakan pada Konser Ariana Grande di Inggris
Kepolisian Inggris masih menduga serangan ini dilakukan dengan motif teror. Jika benar, serangan ini menjadi yang paling mematikan sejak serangan teror empat pemuda di sistem transportasi London yang menewaskan 52 orang pada Juli 2005.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengunjungi sejumlah korban dan keluarga dalam serangan ini. Mayoritas penonton dalam konser penyanyi muda asal Amerika Serikat itu adalah anak-anak dan remaja.
Sementara itu, sejumlah orang tua kini menggunakan sosial media untuk menemukan anak-anak mereka yang masih hilang sejak insiden tersebut terjadi.
Baca: Ledakan di Konser Ariana Grande, KBRI Himbau WNI Hindari Lokasi
“Keponakan saya yang baru berusia enam tahun berada di konser Manchester,” kicau Charlotte Hall. “Kami belum mendengar kabar darinya maupun dari penjaganya. Kami sangat khawatir.
The Independent melaporkan sejumlah penonton memang terdampar di sekitar lokasi kejadian karena aparat menghentikan layanan kereta dan trem.
“Jika Anda mencari keluarga yang menonton konser Ariana Grande, silakan cek Hotel Holiday Inn. Mereka menampung lebih dari 60 anak-anak dan remaja,” kicau salah seorang netizen.
THE INDEPENDENT | NEW YORK POST | SITA PLANASARI AQUADINI