TEMPO.CO, New York - Duta Besar Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa pihaknya bersedia melakukan pembicaraan damai, jika Amerika Serikat menghapus kebijakan permusuhannya terhadap negeri yang dipimpin Kim Jong-un tersebut.
"Seperti yang diketahui semua orang, Amerika telah memberi isyarat ke arah dialog," kata Duta Besar Korea Utara untuk PBB, Kim In Ryong seperti dikutip Reuters, Jumat 19 Mei 2017. "Tapi yang penting bukan kata-kata, tapi tindakan."
Baca: Amerika Serikat Akan Susupkan Mata-Mata ke Korea Utara
"Perbaikan kebijakan bermusuhan terhadap Korea Utara merupakan prasyarat untuk menyelesaikan semua masalah di Semenanjung Korea," katanya. "Oleh karena itu, masalah mendesak yang harus diselesaikan di Semenanjung Korea adalah mengakhiri kebijakan permusuhan Amerika terhadap Korea Utara, akar penyebab semua masalah."
Pernyataan ini seakan membawa angin segar bagi upaya perdamaian di Semenanjung Korea yang akhir-akhir ini semakin memanas.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan pada akhir April bahwa konflik besar dengan Korea Utara bisa saja terjadi, namun lebih memilih jalan diplomatik untuk menyelesaikan perselisihan mengenai program nuklir dan misil negara komunis itu.
Trump kemudian mengatakan bahwa dia akan merasa terhormat untuk bertemu dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un.
Baca: Di PBB, Korea Utara Tegaskan Siap Perang Melawan Amerika Serikat
Pernyataan Korea Utara juga muncul setelah Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jim Mattis mengatakan bahwa solusi militer bisa jadi opsi utama untuk mengatasi masalah dengan Korea Utara karena program senjata nuklirnya akan tragis dalam skala yang luar biasa.
Jenderal Mattis mengatakan tes rudal terbaru Korea Utara menunjukkan bahwa hal itu tidak mengindahkan peringatan dari masyarakat internasional. Namun dia menekankan perlunya sebuah resolusi damai dengan bekerja melalui PBB dan dengan negara-negara termasuk Cina.
REUTERS | SOUTH CHINA MORNING POST | YON DEMA