TEMPO.CO, Stockholm—Kejaksaan Swedia mengumumkan penghentian penyelidikan perkosaan terhadap Julian Assange, pendiri situs pembocor dokumen rahasia, WikiLeaks, dan mengakhiri perburuan selama tujuh tahun terakhir.
Seperti dilansir The Guardian, Jumat 19 Mei 2017, direktur penuntutan Swedia, Marianne Ny, menyatakan pihaknya menghentikan penyelidikan mengenai dugaan pemerkosaan oleh Assange, dengan penjelasan detail dalam jumpa pers yang akan digelar otoritas Swedia.
“Karena masa pengejaran seseorang yang buron sudah hampir habis, maka sudah waktunya menghentikan penyelidikan terhadap Assange,” tulis Ny dalam laman resmi kejaksaan Swedia hari ini.
Baca: Assange Disebut Pedofil, WikiLeaks Ancam Gugat CNN
Assange, 45 tahun, berlindung di kedutaan Ekuador di London pada 2012 untuk menghindari ekstradisi ke Swedia menyusul tuduhan kejahatan seksual yang diajukan dua perempuan. Warga Australia itu berada di sana sejak saat itu, karena khawatir jika dia ditangkap, akhirnya akan diekstradisi ke Amerika Serikat.
Menyusul pengumuman itu, Assange mengunggah fotonya dirinya yang tersenyum sumringah di akun Twitter. Adapun pengacara Assange di Swedia, Per Samuelsson, mengatakan,“Ini adalah kemenangan besar bagi Julian Assange.”
“Dia bebas meninggalkan kedutaan kapan pun dia mau”, Samuelsson menambahkan.
Tuduhan penyerangan seksual, yang diajukan oleh salah seorang wanita Swedia, dihentikan oleh pihak berwenang Swedia pada 2015 berdasar undang-undang pembatasan kadaluarsa.
Assange sempat diwawancarai oleh Ingrid Isgren, wakil direktur penuntutan Swedia di kedutaan pada November lalu, menyusul kebuntuan diplomatik dan legal berkepanjangan antara Swedia dan Ekuador.
Pengumuman tersebut menyusul sebuah surat yang dikirim ke pemerintah Swedia oleh pemerintah Ekuador yang menyebut telah terjadi "kegagalan serius" oleh jaksa penuntut, termasuk "kurangnya inisiatif" untuk menyelesaikan pertanyaan.
Surat tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai perkembangan di AS sejak pemilihan Donald Trump sebagai presiden, termasuk sebuah pidato oleh direktur CIA, Mike Pompeo, yang menggambarkan WikiLeaks sebagai "dinas intelijen yang bermusuhan" dan ancaman terhadap keamanan nasional AS.
Baca: Obama Ampuni Pembocor Rahasia, Julian Assange Penuhi Janji?
Deklarasi publik baru-baru ini seperti ini merupakan "risiko nyata" bagi Assange, kata surat tersebut.
Jaksa Agung AS, Jeff Sessions, bulan lalu mengatakan bahwa menahan Assange menjadi prioritas. Tidak ada tuduhan terhadap dia meskipun laporan media telah menyebut departemen hukum AS sedang mempertimbangkan bagaimana cara mendatangkan Assange.
"Kami sudah mulai meningkatkan usaha kami dan kapan pun kasus bisa dilakukan, kami akan berusaha memasukkan beberapa orang ke dalam penjara," kata Sessions.
Pengumuman hari Jumat berarti Julian Assange tidak lagi dalam penyelidikan di Swedia. Namun Polisi Inggris mengatakan sebelum pengumuman bahwa Assange masih dicari di Inggris karena harus membayar uang jaminan. Tidak jelas apakah itu bisa berubah sekarang karena penyelidikan telah dibatalkan.
THE GUARDIAN | THE ASSOCIATED PRESS | SITA PLANASARI AQUADINI