TEMPO.CO, Washington -Chelsea Manning, mantan tentara Amerika Serikat yang dibui karena terbukti bersalah membocorkan data rahasia ke WikiLeaks, bebas.
Manning yang dihukum 35 tahun penjara di penjara militer Fort Leavenworth di Kansas, bebas lebih cepat setelah Barack Obama di akhir pemerintahannya mengurangi hukuman Manning menjadi 7 tahun. Itu artinya masa hukuman Manning berakhir 17 Mei 2017.
Baca juga: Jelang Lengser, Obama Kurangi Hukuman Pembocor WikiLeaks
Pembebasan Manning, 29 tahun, disambut oleh para pendukungnya. Mereka mengumpulkan uang agar Manning dapat menjalani hidup barunya sebagai mantan terpidana dan transjender. Lebih dari US$ 135 ribu atau sekitar Rp 1,7 miliar berhasil dikumpulkan.
Manning dihukum setelah membocorkan data tentang perang di Irak dan Afganistan termasuk video helikopter Apache yang menembaki sekelompok pemberontak di Baghdad, Irak. Dua jurnalis Reuters tewas.
Manning juga membocorkan dokumen tentang para tahanan di penjara militer Guantanamo Bay dan sekitar 250 ribu data elektronik Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.
Baca juga: Manning: Sejak Awal Publik Dibohongi soal Irak
Kasus pembocoran dokumen rahasia yang dilakukan Manning merupakan yang terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.
Obama mengampuni Manning dengan mengurangi hukumannya. Adapun Presiden Donald Trump menudingnya sebagai pengkhianat.
Setelah menjalani hidup di penjara, Manning yang awalnya bernama Bradley Manning kemudian mengubah namanya menjadi Chelsea Manning dan mengaku sebagai wanita. Manningpun disebut sebagai transjender paling tinggi kedudukannya di Amerika Serikat.
Dalam satu wawancara dengan ABC News, Manning mengatakan penghargaannya kepada pendukungnya yang luar biasa dari seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Kenapa Manning, Pembocor Rahasia AS Dipuja Transjender?
"Karena saya membangun kembali hidup saya, maka saya mengingatkan diri saya untuk tetap mengingat masa lalu. Masa lalu akan selalu mempengaruhi saya dan saya akan tetap mengenangnya tentang bagaimana permainan itu hanya sebagai titik awal saya , bukan menjadi tujuan akhir saya," kata Manning.
Sejumlah pendukungnya pun memberikan pujian kepada Manning di antaranya aktivis transjender dan hak-hak sipil, Chase Strangio.
"Chelsa merupakan sosok yang telah mengambil resiko sangat besar dan membayar biaya yang sangat mahal bagi dirinya untuk sesuatu yang dia pikir hal ini sangat baik bagi masyarakat," kata Strangio, jaksa di Serikat Hak-hak Kemerdekaan Sipil Amerika sekaligus aktivis transjender seperti dikutip dari Washington Post, 17 Mei 2017.
WASHINGTON POST | MARIA RITA