TEMPO.CO, Meksiko City -Jurnalis terkenal dengan liputan penyelundupan narkoba dan kejahatan terorginisasi, Javier Valdez, tewas ditembak segerombolan orang saat menjalankan tugas jurnalistiknya di Meksiko.
Mobil yang dikendarai Valdez ditembaki saat baru saja meninggalkan kantornyadi Culiacan, ibu kota negara bagian Sinaloa, di utara Meksiko pada hari Senin, 15 Mei 2017 pagi.
Valdez yang meraih berbagai penghargaan atas liputan-liputan khususnya tentang penyelundupan narkoba dan kejahatan teroganisasi merupakan jurnalis kelima yang tewas dalam tempo dua bulan di Meksiko.
Pejabat pemerintah Sinaloa mengatakan penembakan terhadap Valdez, 50 tahun, terjadi pada Senin pagi. Tidak ada penjelasan siapa pelaku penembakan Valdez.
Surat kabar Riodoce membenarkan penembakan Valdez hingga tewas. Saat itu, Valdez baru satu blok meninggalkan kantor ketika segerombolan orang mencegatnya.
Jurnalis yang menulis sejumlah buku tentang perdagangan narkoba itu, kemudian ditarik dari dalam mobilnya lalu ditembak beberapa kali.
Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto melalui akun Twitternya memerintahkan penyelidikan atas tindakan kriminal yang menewaskan jurnalis Valdez.
Saudara laki-laki Valdez, Rafael mengatakan, beberapa hari terakhir saudaranya tampak sangat bahagia. Tidak ada tanda dia berada dalam ancaman.
"Dia sangat bahagia saat datang ke kantornya. Dia tidak pernah membicarakan tentang itu sepanjang tidak ada orang-orang yang membahasnya," kata Rafael.
Berbicara saat peluncuran bukunya tahun lalu, jurnalis Valdez mengungkapkan tentang resiko kerjanya.
"Menjadi jurnalis seperti masuk daftar hitam. Sekalipun kamu memiliki peluru dan pengawal, gangster itu akan memutuskan hari apa mereka akan membunuhmu," kata Valdez.
Valdez, jurnalis kawakan Meksiko telah tiga dekade berkarir sebagai jurnalis peliput isu penyelundupan narkoba dan kejahatan teroganisasi seperti kartel yang menguasai sekitar 25 persen narkoba yang diselundupkan ke Amerika Serikat melalui Meksiko.
BBC | AL JAZEERA | MARIA RITA