TEMPO.CO, Seoul -Presiden baru Korea Selatan Moon Jae-in berjanji akan memulihkan hubungan Korea Selatan dan Korea Utara termasuk hubungan ekonomi. Moon bahkan mengungkapkan kesediaannya untuk berkunjung ke Pyongyang dalam situasi yang tepat.
"Saya akan melakukan segala cara yang saya bisa lakukan untuk membangun perdamaian di semenanjung Korea. Jika diperlukan saya akan terbang ke Washington secepatnya. Saya juga akan ke Beijing dan Tokyo dan bahkan Pyongyang dalam situasi yang tepat," kata Moon dalam pidato pertamanya sebagai presiden Korea Utara seperti dikutip dari BBC, Rabu, 10 Mei 2017.
Baca juga: Moon Jae-in Menangi Pilpres Korea Selatan
Moon, mantan pengacara hak asasi manusia atau HAM dan anak dari keluarga pengungsi asal Korea Utara, melanjutkan, ia akan melakukan negosiasi serius dengan Amerika Serikat dan Cina mengenai perkembangan sistem anti-rudal balistik yang kontraversi atau THAAD.
Selama ini ketegangan di semenanjung Korea melibatkan Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang, Cina berhadapan dengan Korea Utara.
Selain bicara tentang ketegangan di semenanjung Korea, Moon juga berjanji akan menyatukan kembali warga Korea Selatan yang terbelah saat terjadi skandal korupsi yang melibatkan mantan presiden Park Geun-hye.
Baca juga: Imigran Korut, Moon Jae-in Dilantik jadi Presiden Korea Selatan
Moon terpilih dalam pemilihan presiden Korea Selatan dengan meraih suara terbanyak. Pemilihan presiden dilakukan untuk mencari pengganti Park Geun-hye yang dimakzulkan setelah penegak hukum menemukan bukti dirinya terlibat skandal korupsi bersama sahabatnya, Choi Soon-sil.
Pidato perdana presiden Moon dianggap jauh lebih menyejukkan dibanding Park Geun-hye khususnya untuk masalah Korea Utara.
Selain itu, Moon juga dianggap lebih merakyat dibanding Park Geun-hye. Saat berbicara dengan televisi Korea Selatan, Moon mengajak seluruh warga untuk membentuk masyarakat yang lebih egaliter.
BBC | MARIA RITA