TEMPO.CO, Paris - Emmanuel Macron akan menjabat sebagai Presiden Prancis pada Ahad, 14 Mei 2017. Hal ini diungkapkan Presiden François Hollande dalam pengumuman pada Senin lalu, atau sehari setelah Macron, seorang sentris independen, mengalahkan Marine Le Pen dalam pemilihan Presiden Prancis.
Macron mendampingi Hollande dalam sebuah upacara di Arc de Triomphe untuk merayakan ulang tahun ke-72 akhir Perang Dunia II di Eropa.
Baca: Jadi Presiden Prancis, Emmanuel Macron Disambut Pemimpin Dunia
Dia tidak membuat pernyataan, tapi perhatiannya sudah beralih untuk pemilihan perdana menteri dan pemilihan legislatif pada 11-18 Juni, ketika 577 kursi di Majelis Nasional—majelis Prancis yang lebih rendah dan lebih berkuasa daripada Parlemen—akan diperebutkan.
Emmanuel Macron berencana mengisi kabinetnya dengan gabungan antara pendatang baru dan tokoh yang lebih berpengalaman. Dia juga diharapkan segera menunjuk nama perdana menteri dan kabinet.
Richard Ferrand, sekretaris jenderal gerakan Mr. Macron-En Marche!, mengatakan dalam konferensi pers Senin lalu bahwa nama-nama kandidat akan diumumkan pada Kamis waktu setempat.
“Setengahnya akan berasal dari masyarakat sipil, dan setengahnya adalah wanita,” kata Ferrand.
Dia menambahkan anggota partai lain akan diizinkan berada di bawah bendera sentris, dengan syarat mereka mendukung pemerintahan Macron dan duduk di kelompok mayoritas di Parlemen.
Baca: Pemilu Final Prancis, Emmanuel Macron Ungguli Marine La Pen
Namun jalan bagi Emmanuel Macron masih panjang. Dengan jumlah suara yang tak terlalu besar, ia harus bergantung pada partai lain. Jika partai Macron tidak memenangi cukup kursi, Majelis pada dasarnya dapat memaksanya memilih perdana menteri lain.
Dua partai utama—Sosialis dan Partai Republik—berharap dapat memenangi pemilihan legislatif, seperti Front Nasional kanan, yang dipimpin Le Pen. Calon presiden sayap kiri, Jean-Luc Mélenchon, juga berharap bisa melakukannya dengan baik.
Sylvie Goulard, seorang anggota sentral Parlemen Eropa yang mendukung Emmanuel Macron, mengatakan kepada kantor berita CNews pada Senin bahwa Macron akan pergi ke Berlin untuk perjalanan pertamanya ke luar Prancis. Namun dia kemungkinan besar akan mengunjungi tentara Prancis yang dikirim ke luar negeri.
Baca: Menang Pilpres Prancis, Macron Janji Akurkan Kubu Kanan dan Kiri
Hollande secara pribadi pernah mengeluh dia dikhianati oleh Macron, anak didiknya, tapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda kepahitan dalam pertemuan mereka pada Senin lalu.
Macron mengundurkan diri sebagai Menteri Ekonomi pada Agustus lalu untuk memuluskan jalan menuju kursi presiden. Pada Desember, Hollande, yang popularitasnya merosot dalam kurun lima tahun, mengatakan dia tidak akan mencari masa jabatan kedua.
"Memang benar dia mengikuti saya selama bertahun-tahun, tapi setelah itu dia membebaskan dirinya sendiri," kata Hollande tentang Emmanuel Macron. "Dia ingin mengusulkan sebuah proyek ke Prancis. Terserah dia sekarang, diperkuat oleh pengalaman yang dia dapatkan dengan saya, untuk melanjutkan perjalanannya. Saya harap dia sukses."
THE NEW YORK TIMES | FRANCE24 | SITA PLANASARI AQUADINI