TEMPO.CO, Paris - Confédération Française Démocratique du Travail (CFDT) atau serikat pekerja terbesar Prancis mengelar demonstrasi hari ini, Senin, 8 Mei 2017. Aksi mereka menyusul terpilihnya calon presiden dari kubu pro-Uni Eropa, Emmanuel Macron, dalam pemilihan presiden pada Minggu, 7 Mei 2017.
Serikat menyambut baik kemenangan Macron. "Sekarang, semua kecemasan yang diungkapkan pada pemungutan suara oleh sebagian pemilih harus didengar,” kata serikat dalam pernyataan tertulisnya seperti dilansir Reuters, Ahad, 7 Mei 2017.
“Perasaan kehilangan hak, ketidakadilan, dan bahkan ditinggalkan ada di antara sejumlah besar warga. CFDT meminta Emmanuel Macron untuk tidak menutup telinga terhadap keputusasaan ini," katanya.
Baca: Pemilu Final Prancis, Immanuel Macron Ungguli Le Pen
CGT, salah satu serikat pekerja militan negara tersebut, menyerukan demonstrasi di Paris. Demonstrasi ini menandai dimulainya era kepresidenan Macron sebagai protes terhadap adanya kebijakan ekonomi liberal negara tersebut.
Macron diprediksi bakal menjadi presiden ke-25 Prancis setelah mengalahkan calon presiden dari Partai Front Nasional Prancis Marine Le Pen. Dalam jejak pendapat Ahad malam, IFOP dan Kantar-Sofres merilis Macron mengamankan 65,5 persen suara dibandingkan 34,5 persen suara yang didapat Le Pen.
Emmanuel Marcon mencatatkan dirinya dalam sejarah kepresidenan Prancis. Dengan usia 39 tahun, Marcon mencatatkan dirinya sebagai presiden termuda Prancis sejak masa kepemimpian Napoleon Bonaparte. Rencananya, Macron akan dilantik pada 14 Mei 2017 menggantikan Presiden Francois Hollande.
REUTERS | CNBC | ARKHELAUS W.