TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mengharapkan semua pihak bekerja sama dalam menjaga perdamaian di Laut Cina Selatan. Meski tidak memiliki klaim apapun di kawasan, negara adidaya menentang sikap mau menang sendiri atau merisak negara lain di kawasan tersebut..
“Tidak ada satu negara pun yang berada dalam posisi unggul atau merisak yang lain demi kepentingannya sendiri,” kata Deputi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat bidang ASEAN, Asia Timur, dan Pasifik, W. Patrick Murphy, Jumat, 5 Mei 2017.
Dalam telekonferensi bersama sejumlah wartawan di kawasan, Murphy menegaskan bahwa negaranya ingin agar semua pihak mematuhi aturan. “Ada standar internasional, cara internasional sebagai pedoman semua pihak yang terkait,” kata diplomat karier yang pernah menjadi wakil duta besar AS di Thailand tersebut.
Dia juga menyatakan meski negaranya tidak memiliki klaim di Laut Cina Selatan, tetapi AS merupakan pihak yang berkepentingan sebagai negara Asia Pasifik. Kepentingan-kepentingan AS sama seperti negara-negara lain yakni perjalanan dan transit bebas hambatan, juga kebebasan navigasi penerbangan dan perdagangan di kawasan.
Menurut Murphy, negaranya meyakini permasalahan di Laut Cina Selatan bisa diselesaikan melalui dialog. “Dialog adalah penting sepanjang itu inklusif dan mematuhi prinsip-prinsip yang berlaku,” kata Murphy menjawab pertanyaan Tempo soal peran Amerika Serikat dalam isu Laut Cina Selatan.
Dalam telekonferensi Murphy memaparkan hasil pertemuan antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson dengan para menteri luar negeri negara-negara ASEAN di Washington DC. Pertemuan dihadiri delapan menteri luar negeri, dua pejabat senior dan deputi Sekjen ASEAN. Menlu Tillerson juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Indonesia.
Selain menekankan pentingnya ASEAN bagi Amerika Serikat dan menggarisbawahi komitmen Trump untuk menghadiri KTT ASEAN-AS November mendatang, juga KTT Asia Timur dan KTT APEC, Menlu AS dan ASEAN juga membahas masalah di kawasan, termasuk eskalasi di Semenanjung Korea dan Laut Cina Selatan.
“Pada kesempatan hari ini, kami bersama mitra Asia Tenggara menyatakan dukungan dan apresiasi bagi dialog tetapi juga mendorong penghentian militerisasi atau konstruksi sehingga situasi akan kondusif demi keberhasilan dialog,” kata Murphy.
Amerika Serikat kerap menyampaikan keprihatinan atas tindakan Cina yang melakukan aksi reklamasi di Laut Cina Selatan. Cina juga mengklaim sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan. Sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam, Brunei, Malaysia dan Taiwan memiliki klaim yang tumpah tindih di kawasan tersebut.
Dalam pertemuan tingkat menteri ASEAN baru-baru ini, tidak ada pernyataan keras terkait tindakan Cina di Laut Cina Selatan. Semua mendorong agar negosiasi tata perilaku (Code of Conduct) yang sedang dibahas dapat segera dituntaskan.
LARISSA HUDA