TEMPO.CO,Washington – Kementerian Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon mengakui militer AS telah menewaskan 352 warga sipil di Suriah dan Irak selama perang melawan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS sejak 2014.
Jumlah itu naik setelah sebuah laporan terbaru menyebutkan bahwa serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat selama bulan Maret melawan ISIS di Irak dan Suriah membunuh 45 warga sipil. Sebagian besar korban tewas di sekitar kota Mosul, Irak.
"Kami menyesalkan hilangnya nyawa penduduk sipil yang tidak disengaja dan mengungkapkan simpati terdalam kami kepada keluarga dan pihak lain yang terkena dampak penyerangan ini," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan pada Ahad lalu.
Baca: Maret Ini, Pasukan Koalisi Amerika Terbanyak Bunuh Sipil Suriah
Penghitungan resmi militer itu jauh di bawah kelompok luar lainnya. Kelompok pemantau Airwars mengatakan lebih dari 3.000 warga sipil terbunuh oleh serangan udara koalisi.
Seperti dilansir Time, Senin 1 Mei 2017, laporan terbaru Pentagon tersebut tidak memasukkan temuan dari penyelidikan yang sedang berlangsung tentang serangan pada 17 Maret yang menargetkan pejuang Isis di kota Mosul, Irak. Serangan itu menewaskan lebih dari 100 warga sipil.
Amerika Serikat memulai kampanye serangan udara terhadap ISIS pada 2014 setelah para ekstremis memasuki Irak dari Suriah, merebut Mosul dan wilayah Irak utara dan barat. Kini kelompok teror itu semakin terpojok dengan tinggal menyisakan wilayah Mosul barat sebagai benteng terakhirnya.
TIME | INDEPENDENT | YON DEMA