TEMPO.CO, Paris - Presiden Prancis, Francois Hollande, meminta masyarakat memilih calon presiden Emmanuel Macron bukan kandidat dari sayap kanan Marine Le Pen pada pemilihan putaran kedua, 7 Mei 2017.
Hollande mengingatkan para pemilih bahwa mereka harus memiliki tanggung jawab menyelamatkan Prancis dan Eropa. Untuk itu mereka diminta memilih Macron, calon presiden pro-Uni Eropa.
"Konsekwensinya sangat tinggi bila Prancis berpaling dari Eropa. Pilihan rakyat Prancis bukan sekedar memilih demi kepentingan Prancis tetapi juga Uni Eropa," ucapnya.
Macron, 39 tahun, dan Le Pen, 48 tahun, memenangkan pemilihan pada putaran pertama yang digelar 23 April 2017. Pada pemungutan suara tersebut, Macron mendapatkan dukungan 24 persen unggul dari Le Pen yang memperoleh 21,3 persen suara. Mereka dijadwalkan bertarung kembali di putaran kedua pada 7 Mei 2017.
Le Pen mengatakan bahwa jika dia memenangkan pemilihan presiden maka kebijaksanaannya adalah Prancis keluar dari Uni Eropa.
Dukungan terhadap Macron -pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan di masa pemerintahan Hollande- melainkan juga dari Kanselir Jerman Angela Merkel.
Dia mengatakan pada Jumat, 28 April 2017, bahwa dia memiliki kepemimpinan yang sangat kuat bagi Prancis. Jerman dan Prancis, dua negara yang menjadi kekuatan utama Uni Eropa setelah Inggris keluar dari persekutuan negara-negara Eropa itu.
PRESS TV | CHOIRUL AMINUDDIN