TEMPO.CO, Washington—President Amerika Serikat Donald Trump untuk pertama kali mengundang Presiden Filipina Rodrigo Duterte berkunjung ke Gedung Putih, setelah keduanya terlibat dalam percakapan melalui telepon pada Sabtu waktu setempat.
Seperti dilansir CNN, Ahad 30 April 2017, belum diketahui kapan Duterte akan mengunjungi Gedung Putih, namun Trump berencana akan mengunjungi Filipina pada November mendatang.
Baca: Duterte Yakin tak akan Cekcok dengan Donald Trump
Undangan ini menunjukkan upaya Trump untuk meredakan ketegangan kedua negara setelah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Barack Obama mengkritik keras perang narkoba yang dikobarkan Duterte.
Sejak ia berkuasa pada Juni lalu, lebih dari 3.000 orang, baik yang terlibat dalam perdagangan narkoba maupun warga sipil, dilaporkan tewas dalam operasi anti-narkoba.
Baca Juga:
Terkait kebijakan itu, Duterte pun menuai kecaman dari Uni Eropa, Perserikatan Bangsa-bangsa, AS, dan lembaga-lembaga internasional pemantau hak asasi manusia.
Ketegangan antara kedua negara meningkat setelah Duterte secara terang-terangan mencaci Obama.
Bahkan Duterte baru-baru ini mulai melakukan pendekatan militer dengan musuh bebuyutan AS, Rusia, sebagai cara untuk melepaskan diri dari ketergantungan negara itu dari Washington.
Namun hubungan AS-Filipina sempat membaik setelah Duterte menyebut dirinya tak akan cek cok dengan Trump, pengganti Obama.
Dalam rilis Gedung Putih, disebutkan bahwa pembicaraan kedua kepala pemerintahan ini fokus pada memanasnya Semenanjung Korea setelah Trump mengancam akan melakukan intervensi militer jika Korea Utara terus melakukan uji coba rudal.
Beberapa jam sebelum pembicaraan tersebut, Duterte mendesak Washington untuk menahan diri terhadap Pyongyang. “Kedua negara melakukan permainan yang berbahaya.”
CNN | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI