TEMPO.CO, Paris – Menjadi kandidat terkuat dalam pemilihan Presiden Prancis, Emmanuel Macron kini justru menjadi sorotan publik gara-gara menikahi guru yang ditaksirnya sejak ia duduk di bangku sekolah menengah.
Seperti dilansir The Sun, Rabu, 26 April 2017, kehebohan ini dimulai oleh media-media Inggris yang memuat kisah percintaan Macron, 39 tahun, dengan Brigitte Trogneux, 64 tahun.
Baca: Macron, Politikus Muda Tak Diunggulkan Menang Pemilu Prancis
Macron jatuh cinta kepada Brigitte saat ia masih berusia 15 tahun. Brigitte saat itu masih memiliki suami, Andre Louis Auziere, dan tiga orang anak.
Pertemuan mereka terjadi saat Macron belajar di sekolah menengah di Amiens, sebelah utara Prancis.
Anak sulungnya dua tahun lebih tua dari Macron, sedangkan anak keduanya, Laurence, seorang perempuan, ternyata seumur dan sekelas dengan Macron.
Kedua orang tua Macron sempat mengira putra mereka tergila-gila kepada putri Brigitte. Ketika mengetahui orang yang dicintai Macron justru sang guru, orang tua Macron meminta Brigitte mundur.
“Tinggalkan putra kami hingga ia berusia 18 tahun. Setelah itu, terserah dia,” ucap orang tua Macron.
Kepada Reuters, Brigitte mengakui Macron bersumpah akan menikahinya saat berusia 17 tahun. Mereka pun memindahkan Macron dari Amiens ke Paris.
Kekhawatiran utama orang tua Macron adalah putra mereka tak akan memiliki anak jika menikah dengan Brigitte. Namun hal ini tak memadamkan cinta Macron kepada Brigitte. Setelah Brigitte bercerai dengan suaminya, Macron pun menikahi perempuan itu pada 2007 ketika ia berusia 30 tahun, sementara Brigitte berusia 55 tahun.
Saat ini, Macron menjadi ayah dari tiga anak tiri yang telah dewasa dan sejumlah cucu tiri. Saat ditanya mengenai anak, Macron menegaskan bahwa ia tidak merasa perlu memiliki anak kandung.
“(Tak memiliki anak) bukanlah hal yang tidak adil bagi saya,” tutur Macron.
THE SUN | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI