TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan membahas peningkatan kerja sama ekonomi dalam kunjungan kerja di Hong Kong, Cina pada 30 April 2017. Lawatan itu dilakukan Jokowi usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Filipina, pada 28-29 April.
"Kita ingin mendorong investasi agar pengusaha Hong Kong berinvestasi di Indonesia, khususnya bidang infrastruktur dan industri kreatif," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir dalam jumpa pers di Ruang Palapa, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa, 25 April 2017.
Baca juga: Ini Agenda Lawatan Presiden Jokowi ke Filipina
Sebagai salah satu pusat ekonomi terbesar di kawasan, Indonesia ingin meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Hong Kong. Di sana, delegasi Indonesia akan bertemu dengan para pengusaha Hong Kong. Pemimpin delegasi kedua pihak akan menandatangani dua nota kesepahaman (MoU) yakni tentang kolaborasi bisnis dan kerja sama bidang kebudayaan.
Indonesia pun akan mendorong percepatan perundingan kesepakatan perdagangan bebas antara Hong Kong dengan ASEAN (ASEAN-HK Free Trade Agreement). Perundingan itu diyakini dapat meningkatkan intensitas perdagangan kedua negara.
Baca juga: Luncurkan Kebijakan Pemerataan Ekonomi, Jokowi Tekankan 3 Hal Ini
Investasi Hong Kong ke Indonesia meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2016, investasi Hong Kong mencapai US$ 2,25 miliar, naik drastis dari tahun sebelumnya yang hanya US$ 691 juta.
Nilai perdagangan kedua pihak pun mencapai US$ 3,9 miliar pada 2016, lebih tinggi dibandingkan 2015 yang masih senilai US$ 3,8 miliar.
Selain kerja sama ekonomi, Jokowi juga akan membahas isu perlindungan warga negara Indonesia di Hong Kong. "Presiden juga memperhatikan perlindungan terhadap tenaga kerja kita. Ada 172 ribu tenaga kerja WNI di Hong Kong," kata Arrmanatha.
YOHANES PASKALIS