TEMPO.CO, Washington - Sebanyak 59 rudal Tomahawk Amerika Serikat diklaim meluluhlantakkan pangkalan angkatan udara Suriah, Shayrat. Meski pangkalan udara Shayrat milik Suriah, tapi Rusia sebagai sekutu terpenting juga menggunakan pangkalan itu.
Rusia telah memperkuat pasukan tempurnya dengan menempatkan pesawat tempurnya di Shayrat sejak akhir 2015.
Baca juga: Rudal Tomahawk Tempuh Empat Menit untuk Tiba di Suriah
Rusia pun telah menggunakan Shayrat untuk meluncurkan serangan ke arah Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam pertempuran di Kota Palmyra.
Selain itu, Rusia menggunakan Shayrat untuk pangkalan helikopter penyerang. Rusia telah mengeluarkan banyak uang untuk meningkatkan kualitas Shayrat.
Baca juga: Senjata Utama Amerika, Satu Rudal Tomahawk Seharga Rp 11 Miliar
Serangan rudal-rudal Tomahawk Amerika Serikat dua hari lalu menghancurkan pangkalan Shayrat. Sebelum melakukan serangan, menurut CNN, Sabtu, 8 April 2017, Rusia telah diperingatkan tentang serangan itu. Namun Rusia tidak menanggapinya dengan menempatkan rudal antiserangan udaranya yang mampu menyingkirkan Tomahawk.
Pangkalan Shayrat menjadi rumah bagi sejumlah pesawat tempur Rusia peninggalan era Soviet, seperti MiG23, MiG25, dan Su 22. Sebanyak 45-50 hangar berada dalam pangkalan Shayrat.
Baca juga: Amerika Bombardir Suriah, 15 Orang Tewas, 4 di Antaranya Anak-anak
Amerika Serikat percaya bahan kimia gas sarin yang menewaskan lebih 100 orang di Provinsi Idlib disimpan di pangkalan Shayrat.
Keyakinan itu ditegaskan juru bicara Pentagon, Kapten Jee Davis. "Pesawat dari Shayrat memerintahkan serangan senjata kimia pada 4 April," ujar Davis.
CNN | MARIA RITA