TEMPO.CO, Tel Aviv - Industri Dirgantara Israel (IAI), Kamis, 6 april 2017, mengumumkan bahwa perusahaan ini telah teken kontrak penjualan senjata ke India senilai kurang lebih Rp 27 triliun.
"Nilai kontrak ini terbesar dalam sejarah industri pertahanan Israel," tulis media setempat.
Dalam kesepakatan jual beli senjata tersebut dinyatakan IAI diwajibkan menyediakan rudal darat ke udara jarak menengah (MRSAMs) untuk Angakatan Bersenjata India.
MRSAMs senjata yang sangat diperlukan India sebagai perlindungan utama terhadap serangan udara.
Persenjataan ini sengaja dibangun untuk militer India oleh IAI serta Badan Pengembangan dan Riset Pertahanan India (DRDO). Beberapa perusahaan India dan vendor swasta turut terlibat dalam pengembangan senjata ini.
Selain MRSAMs, "IAI juga akan menyuplai rudal permukaan ke udara jarak jauh bagi India," tulis Middle East Monitor, Jumat, 7 April 2017.
Koran Israel, Yedioth Ahronoth, mengatakan, kesepakatan penjualan senjata ke India jenis rudal darat ke udara juga meliputi bom, roket, pelaratan komunikasi, radar dan sistem pertahanan udara Barak 8.
Presiden IAI, Joseph Weiss, mengatakan, "Lebih dari 25 tahun silam, IAI telah bekerjasama dengan industri pertahanan India dan Angkatan Bersenjata India dala berbagai bidang."
Pada Juni 2016, India melakukan serangakaian uji coba sistem Barak 8 yang dapat mendeteksi dan melacak ancaman udara pada kisaran jarak 100 kilometer dan menghancurkannyaa pada jarak 70 kilometer.
MIDDLE EAST MONITOR | CHOIRUL AMINUDDIN